Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Harus Diketahui soal Gangguan Ginjal Akut: Gejala hingga Imbauan ke Orangtua

Kompas.com - 19/10/2022, 17:53 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada anak-anak menjadi sorotan.

Data terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, hingga Selasa (18/10/2022), terdapat 206 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (acute kidney injury/AKI) yang tersebar di 20 provinsi di Tanah Air.

Kondisi ini telah membuat pemerintah angkat bicara. Untuk mencegah melonjaknya kasus, para orang tua diimbau mengikuti anjuran Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Instruksi Lengkap Kemenkes dan IDAI soal Gangguan Ginjal Akut Misterius

Berikut fakta-fakta tentang gangguan ginjal akut misterius yang perlu diketahui.

1. Jakarta terbanyak

Kemenkes mencatat, dari 206 kasus gangguan ginjal akut, 99 atau 48 persen di antaranya meninggal dunia. Mayoritas pasien dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Sementara, Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) mencatat, hingga Selasa (18/10/2022), terdapat 192 kasus gangguan ginjal akut misterius. Ini merupakan angka kumulatif terhitung sejak Januari 2022.

Rinciannya, 2 kasus pada Januari, 2 kasus pada bulan Maret, 6 kasus pada Mei, 3 kasus pada Juni, 9 kasus pada Juli, 37 kasus pada bulan Agustus, dan 81 kasus pada September.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan temuan kasus gangguan ginjal akut misterius terbanyak. Terbaru, angkanya mencapai 50 kasus.

Baca juga: Kemenkes Temukan Jejak Senyawa pada Obat yang Dikonsumsi Pasien Gangguan Ginjal

Setelah DKI, di Jawa Barat ditemukan 24 kasus, Jawa Timur 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, dan Bali 17 kasus. Sedangkan provinsi lainnya berkisar antara 1-2 kasus.

"Jadi totalnya 192 (kasus). Tapi ini datanya dari anggota, jadi bukan real time yang bisa kita ikuti secara saksama," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso dalam konferensi pers daring, Selasa (18/10/2022).

2. Gejala dan penyebab

Gejala klinis yang ditemukan (prodromal) pada pasien gangguan ginjal akut misterius umumnya meliputi infeksi saluran cerna, demam, ISPA, batuk pilek, dan muntah.

Lalu, tidak bisa buang air kecil atau air seni mengering (anuria), dan kurangnya kadar air seni (oliguria).

IDAI bersama Kemenkes saat ini masih mencari penyebab pasti dari penyakit ini. Namun, ada beberapa hal yang diduga menjadi pemicu, seperti infeksi virus lain, keracunan (intoksikasi) etilen glikol, hingga Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem usai Covid-19.

"Kalau MIS-C yang seperti biasa, kita pengalaman obat-obatannya. Tapi ada juga pasien yang enggak membaik (setelah pengobatan). Ada juga kecurigaan obat-obatan yang mengandung etilen glikol, ini sedang kita periksa," jelas Piprim.

3. Bisa sembuh

Kendati demikian, IDAI memastikan bahwa penderita gangguan ginjal akut misterius bisa sembuh total.

Halaman:


Terkini Lainnya

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Siap Kembalikan Uang, SYL: Tetapi Berapa? Masa Saya Tanggung Seluruhnya...

Nasional
Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Heru Budi: Rusunawa Marunda Bakal Dibangun Ulang, Minimal 2 Tower Selesai 2025

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Pusat Data Nasional Diretas, Pengamat Sebut Kemekominfo-BSSN Harus Dipimpin Orang Kompeten

Nasional
SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

SYL Mengaku Menteri Paling Miskin, Rumah Cuma BTN Saat Jadi Gubernur

Nasional
Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Uang dalam Rekening Terkait Judi Online Akan Masuk Kas Negara, Polri: Masih Dikoordinasikan

Nasional
Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Anak-anak Yusril Jadi Waketum, Bendahara, dan Ketua Bidang di PBB

Nasional
Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Satgas Judi Online Gelar Rapat Koordinasi Bareng Ormas Keagamaan

Nasional
MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

MUI Dorong Satgas Pemberantasan Judi Online Bekerja Optimal

Nasional
Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Saat SYL Singgung Jokowi Pernah Jadi Bawahannya di APPSI...

Nasional
MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

MUI Apresiasi Rencana Kemenag Edukasi Calon Pengantin Terkait Bahaya Judi Online

Nasional
Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Pengadilan Tipikor Bakal Adili Lagi Perkara Hakim MA Gazalba Saleh

Nasional
Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi 'Online' ke Calon Pengantin

Kemenag Minta Penghulu Edukasi Bahaya Judi "Online" ke Calon Pengantin

Nasional
Garuda Indonesia 'Delay' 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Garuda Indonesia "Delay" 5 Jam Saat Pulangkan Jemaah Haji, Kemenag Protes

Nasional
Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Sejarah dan Tema Hari Keluarga Nasional 2024

Nasional
Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Jemaah Haji Keluhkan Tenda Sempit, Timwas DPR Sebut Akan Bentuk Pansus Haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com