Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obral Jargon "Partai Wong Cilik" Jelang Tahun Politik, Fakta atau Hanya Slogan Kosong?

Kompas.com - 29/09/2022, 05:40 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Partai wong cilik", demikian label yang disematkan oleh sejumlah partai politik di tanah air.

Para elite politik seolah berlomba-lomba mencitrakan partai mereka sebagai yang paling dekat dengan rakyat kecil.

PDI Perjuangan misalnya. Sejak dulu selalu menggembar-gemborkan sebagai partai wong cilik alias rakyat kecil.

Baca juga: Puan: PDI-P dan PKB Sama-sama Partai Wong Sendal Jepit, Wong Cilik

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri pernah bercerita tentang asal muasal partainya mendapat julukan tersebut. Dia bilang, predikat itu sudah ada sejak awal dirinya bergabung ke PDI, cikal bakal PDI-P.

Saat itu, kata Mega, kisaran tahun 1987, partainya tak diberi cukup ruang oleh pemerintah Orde Baru untuk berkampanye. PDI dianggap sebagai partai kecil karena cuma punya 28 kursi di Parlemen.

"Ketika itu mau pemilu kan, saya mulai melihat dari kita selalu diberi lapangan yang kecil karena dianggap PDI kecil, dibilang partai wong cilik, partai sandal jepit,” katanya dalam peringatan HUT PDI-P, Senin (10/1/2022).

Sebutan partai wong cilik pun terus menerus digunakan PDI-P hingga kini, oleh para elite maupun kader partai.

Ramai-ramai

Belakangan, istilah partai wong cilik tak hanya dipakai PDI-P, tetapi juga Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Gerindra.

Dalam pertemuan antara elite PDI-P dan PKB, Minggu (25/9/2022), Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menyebut partainya dan PKB sama-sama partai wong cilik.

Baca juga: Puan Bicara Sinyal Koalisi PDI-P dengan PKB

Buktinya, kata Puan, pertemuan para elite partai digelar di warung pecel, bukan tempat mewah.

"Jadi kalau biasanya pertemuannya itu di kantor, di rumah, ini kok malah di tempat pecel. Ya ini karena kami PKB dan PDI-P itu partainya wong sandal jepit, wong cilik. Di grassroot (akar rumput) itu kami selalu bersama. Memang begitu grassroot PDI-P dan grassroot PKB," kata Puan di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu.

Dalam pertemuan itu, Puan juga menyinggung terbukanya peluang kerja sama partainya dengan PKB. Bukan hanya untuk kontestasi Pemilu 2024, tetapi juga setelahnya.

"Ya mungkin saja, enggak ada yang enggak mungkin dalam politik. Jadi bisa ketemu begini saja sudah satu sinyal kemungkinan ke depannya mungkin saja. Ya kan, Cak Imin?" kata anak bungsu Megawati Soekarnoputri itu.

Cak Imin, demikian sapaan akrab Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, mengamini pernyataan Puan. Dia berharap PKB dapat terus bersama PDI-P.

"Ini bisa rintisan terus, perkembangan akan dinamis. Yang jelas kita berharap PDI-P bisa terus bareng PKB, seperti sekarang," kata Imin.

Baca juga: Sebut Punya Kesamaan dengan PDI-P dan PKB, Gerindra: Kami Juga Partai Kerakyatan

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com