Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara: Bripka RR Tak Dapat Ancaman sejak "Berbalik Arah" dari Sambo, Belum Mohon Perlindungan LPSK

Kompas.com - 11/09/2022, 16:37 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara Bripka Ricky Rizal atau Bripka RR, Erman Umar, mengatakan bahwa kliennya belum mengajukan diri menjadi justice collaborator (JC) sekaligus memohon perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Erman menjelaskan, kini Bripka RR sudah memberikan keterangan yang berbeda dengan skenario pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang dirancang oleh Irjen Ferdy Sambo.

"Berbalik arah dari BAP (berita acara pemeriksaan) skenario yang pernah di-BAP Polres Jakarta Selatan (skenario Ferdy Sambo). Sekarang RR belum mengajukan perlindungan ke LPSK," ujar Erman saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (11/9/2022).

Baca juga: Hasil Lie Detector Jujur, Bripka RR Disebut Lihat Sambo Tembak Dinding dan Tangga

Erman menyebutkan, Bripka RR sudah berani mengungkapkan fakta yang sebenarnya saat diperiksa.

Bripka RR disebut Erman sudah tidak lagi mengikuti skenario yang disusun Sambo, yang tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya.

"Dan saat ini RR belum menemukan tekanan atau intervensi dalam memberikan keterangan di BAP," sebut Erman.

Akan tetapi, kata Erman, jika nantinya Bripka RR mendapat tekanan atau intervensi, pihaknya akan mempertimbangkan mengajukan perlindungan LPSK.

"Jika dalam perkembangannya ada tekanan atau intervensi terhadap RR, barulah RR mengajukan JC dan mohon perlindungan kepada LPSK," kata Erman.

Baca juga: Peran Istri yang Bikin Bripka RR Berani Bantah Skenario Sambo...


Sebelumnya, Erman mengungkapkan bahwa Bripka RR tidak mengetahui soal pelecehan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, di Magelang, Jawa Tengah.

Adapun pihak keluarga Ferdy Sambo menyatakan bahwa Putri dilecehkan oleh Brigadir J. Hal ini diduga menjadi cikal bakal pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo.

“Kan di Saguling itu dipanggil. Dipanggil, dia tanya, ‘Ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’. ‘Enggak tahu’. ‘Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu.’ Dan itu sambil nangis dan emosi. ‘Saya enggak tahu, Pak’,” kata Erman di Lobi Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Menurut Erman, di ruangan itu juga ada Putri. Istri Ferdy Sambo itu juga mengatakan bahwa Yosua melakukan pelecehan terhadap dirinya.

Baca juga: Update Kasus Brigadir J: Hasil Lie Detector Putri, Pengakuan Bripka RR, hingga Dalih Ferdy Sambo

Kemudian, saat itu Ferdy Sambo menanyakan langsung kepada Bripka Ricky soal kesanggupannya menembak Brigadir J.

“Baru dilanjutin, ‘Kamu berani nembak? Nembak Yosua?’ Dia bilang. ‘Saya enggak berani Pak, saya enggak kuat mental saya, Pak, enggak berani, Pak’. ‘Ya sudah kalau begitu kamu panggil Richard’,” ujar Erman menirukan percakapan Bripka Ricky dengan Ferdy Sambo.

Lebih lanjut, Erman juga sempat menanyakan perasaan Bripka Ricky setelah kejadian tersebut.

Ia menyebutkan, kliennya memang sempat melihat Ferdy Sambo terguncang dan menangis. Kendati demikian, Bripka Ricky tidak tahu alasannya.

“'Saya melihat bapak memang guncang. Saya melihat bapak menangis. Enggak biasa begitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana',” kata Erman menirukan omongan kliennya.

Erman menuturkan, Ricky hanya mengetahui Kuat Ma'ruf bertengkar dengan Yosua. Namun, Ricky sama sekali tak tahu apakah pertengkaran itu terkait dengan peristiwa di Magelang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com