Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Paparkan Proses Otopsi Pertama Jenazah Brigadir J

Kompas.com - 24/08/2022, 14:12 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memaparkan proses otopsi awal terhadap jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dalam kasus dugaan pembunuhan berencana.

Sigit mengatakan, jenazah Brigadir J dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, setelah kejadian penembakan pada 8 Juli 2022.

Jenazah Brigadir J dibawa menggunakan ambulans yang dikawal oleh kendaraan dinas Provos Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri dan diikuti mobil dinas Kepala Satuan Reserse (Kasat Serse) Polres Metro Jakarta Selatan.

"Sekitar pukul 20.20 WIB jenazah sampai di Rumah Sakit Bhayangkara. Sesuai prosedur, otopsi memerlukan syarat yaitu surat administrasi permintaan visum et repertum dari penyidik," kata Sigit saat melakukan pemaparan dalam rapat kerja bersama Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Baca juga: Kapolri Diminta Tunjukkan Ferdy Sambo ke Publik sebagai Tersangka Pembunuhan Brigadir J

Menurut Sigit, jenazah Brigadir J sempat disimpan sementara di ruang jenazah sambil menunggu penyelesaian syarat administrasi.

"Kemudian operasi atau kegiataan pemeriksaan luar dimulai dari pukul 22.30 WIB, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan dalam dan berakhir pada hari sabtu tanggal 9 Juli sekitar pukul 02.00 WIB," ucap Sigit.

Sigit mengatakan, sesuai prosedur, proses otopsi hanya boleh didampingi oleh penyidik dan atau asisten dokter forensik.

"Sehingga saat itu saudara Reza selaku adik dari almarhum Brigadir j menunggu pelaksanaan sampai dengan otopsi selesai di luar," ucap Sigit.

Baca juga: Kapolri: Bharada E Lihat Brigadir J Terkapar Bersimbah Darah di Depan Ferdy Sambo

"Kemudian, pada saat jenazah dimasukkan dalam peti, saudara Reza baru melihat jenazah dari Brigadir J," lanjut Sigit.

Setelah itu, jenazah Brigadir J diberangkatkan ke rumah orangtua mendiang di Jambi pada 9 Juli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com