Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diplomasi Jokowi untuk Damaikan Rusia-Ukraina Dinilai Butuh Kesabaran

Kompas.com - 08/07/2022, 05:31 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas mengatakan, proses diplomasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencari jalan keluar perdamaian dalam konflik Rusia dan Ukraina membutuhkan kesabaran supaya kedua belah pihak mau berunding.

Menurut Anton, membujuk kedua pihak yang tengah bertikai untuk berunding demi perdamaian perlu waktu lama dan memerlukan kesabaran ekstra.

Saat itulah, kata Anton, keseriusan pemerintah Indonesia dan Presiden diuji jika memang hendak mewujudkan ketertiban dunia dan perdamaian yang abadi, seperti dalam amanat Undang-undang Dasar 1945.

"Serius atau tidak memang akan terlihat dari bagaimana pemerintah menindaklanjuti lawatan ke Rusia dan Ukraina," kata Anton saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/7/2022).

"Lobi untuk mewujudkan perdamaian tidak pernah singkat, dan terkadang dimulai bukan dengan isu yang sensitif agar pihak yang bertikai tidak lantas menutup diri," tambah Anton.

Baca juga: Analisis Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia serta Dampaknya

Menurut Anton, dialog antara Presiden Jokowi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan cara membangun rasa percaya.

Selain itu, lanjut Anton, merintis jalur perdamaian itu tentu saja bukan sebuah upaya sekali jadi dan tergesa-gesa.

"Lobi yang dilakukan terkadang dilakukan tidak langsung to the point dan menukik hanya pada substansi perang dan damai," ujar Anton.

Maka dari itu agenda lain yang dibawa Jokowi dalam kunjungan ke Ukraina seperti memastikan pasokan gandum ke seluruh dunia tetap berjalan, serta mempromosikan investasi terkait Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) dan soal pembangkit listrik tenaga nuklir dinilai menjadi salah satu pintu masuk Indonesia untuk menawarkan solusi perdamaian.

"Jadi, bahan pembicaraan dalam pertemuan bisa bermacam-macam. Karena bagaimanapun juga seorang mediator potensial harus mampu membuat para pihak bertikai nyaman, percaya dan mampu. Dan di situlah seni yang harus dilakukan oleh pihak yang ingin menjadi mediator," ucap Anton.

Baca juga: PDI-P: Menghentikan Perang Rusia-Ukraina, Tak Bisa Hanya Jokowi Sendiri

Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia pada 29 dan 30 Juni 2022 lalu.

Dalam lawatan ke Kyiv, Ukraina, Presiden Jokowi bertemu dengan Zelensky dan juga meninjau puing-puing apartemen akibat serangan Rusia di Kota Irpin.

Dia juga menyempatkan berkunjung ke rumah sakit setempat serta menyerahkan bantuan secara simbolis.

Jokowi dan Zelensky juga berbincang soal misi perdamaian dan ancaman krisis pangan di dunia jika perang terus berlanjut.

Sedangkan dalam kunjungan ke Rusia, Jokowi bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

Usai pertemuan dengan Putin, Jokowi kembali menekankan soal perdamaian dan kemanusiaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com