Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Dubes RI Nilai Lawatan Jokowi ke Rusia Bisa Buka Blokade Ekonomi

Kompas.com - 04/07/2022, 07:17 WIB
Fika Nurul Ulya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS. com - Kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia pada pekan lalu dinilai berdampak baik pada hubungan perdagangan.

Mantan Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Wahid Supriyadi mengatakan, lawatan tersebut mampu melepas blokade ekonomi.

"Jadi ini sebenarnya salah satu kunjungan yang berhasil melepas blokade ekonomi terutama dari sisi Ukraina, Ukraina tidak bisa membawa produk pertaniannya padahal perkebunan gandum salah satunya terbesar di sana," Kata Wahid saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/7/2022).

Wahid menuturkan, kunjungan itu juga mampu menghangatkan kembali perjanjian perdagangan bebas yang tertunda, termasuk perjanjian dagang untuk membentuk zona perdagangan bebas antara Indonesia dan Eurasian Economic Union (EAEU).

Indonesia dan Rusia sepakat untuk menghilangkan hambatan perdagangan guna mencapai target volume perdagangan yang diharapkan kedua negara, yaitu sebesar 5 miliar dollar AS.

Baca juga: Misi Jokowi di Ukraina-Rusia: Dorong Perdamaian, Atasi Krisis Pangan

"Jadi timingnya tepat beliau (Jokowi) datang ke sana. Jadi sebetulnya kalau di Rusia ada dua substansi satunya bilateral dan satunya lagi dalam rangka misi perdamaian," ucap Wahid.

Menurut Wahid, Presiden Rusia Vladimir Putin melihat ruang untuk meningkatkan perdagangan dengan Indonesia.

Bahkan saat pandemi Covid-19 di tahun 2021, perdagangan keduanya tetap tumbuh mencapai 40 persen dan naik menjadi 65 persen pada lima bulan pertama tahun ini.

Bagi Indonesia, adanya perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) membuat barang-barang ekspor menjadi lebih kompetitif di luar negeri dengan kecilnya tarif bea masuk yang dikenakan.

"Karena barang kita tidak kompetitif dibanding dengan Vietnam yang (masuk dalam FTA). Karena (bea masuk barang-barang dari) Vietnam 0 persen, kita di sana kisaran 18-20 persen. Sementara Singapura juga sudah (menandatangani perjanjian) kerja sama, jadi lama-lama kita ketinggalan," tutur Wahid.

Langgengnya hubungan antara Indonesia dan Rusia juga berdampak positif pada sektor pariwisata. Wahid mengatakan, pembukaan jalur Moskwa-Bali akan meningkatkan jumlah turis Rusia yang datang ke Pulau Dewata.

Kedutaan besar Rusia mencatat pada 2019 atau sebelum pandemi melanda, jumlah turis yang datang mencapai 160.000 wisatawan.

"Dan the biggest spender terbesar turis asing di bali adalah Rusia. Quality tourism saya kira akan sangat meningkat," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin di Moskwa, Rusia, Kamis (30/6/2022). Dalam pertemuan itu, kedua Kepala Negara membahas sejumlah isu.

Putin juga menyampaikan keluh kesah ketika bertemu dengan Jokowi. Salah satu masalah yang diutarakan Putin kepada Jokowi adalah mengenai dampak sanksi Barat terhadap perusahaan-perusahaan Rusia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com