JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas mengatakan, proses diplomasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mencari jalan keluar perdamaian dalam konflik Rusia dan Ukraina membutuhkan kesabaran supaya kedua belah pihak mau berunding.
Menurut Anton, membujuk kedua pihak yang tengah bertikai untuk berunding demi perdamaian perlu waktu lama dan memerlukan kesabaran ekstra.
Saat itulah, kata Anton, keseriusan pemerintah Indonesia dan Presiden diuji jika memang hendak mewujudkan ketertiban dunia dan perdamaian yang abadi, seperti dalam amanat Undang-undang Dasar 1945.
"Serius atau tidak memang akan terlihat dari bagaimana pemerintah menindaklanjuti lawatan ke Rusia dan Ukraina," kata Anton saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/7/2022).
"Lobi untuk mewujudkan perdamaian tidak pernah singkat, dan terkadang dimulai bukan dengan isu yang sensitif agar pihak yang bertikai tidak lantas menutup diri," tambah Anton.
Menurut Anton, dialog antara Presiden Jokowi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan cara membangun rasa percaya.
Selain itu, lanjut Anton, merintis jalur perdamaian itu tentu saja bukan sebuah upaya sekali jadi dan tergesa-gesa.
"Lobi yang dilakukan terkadang dilakukan tidak langsung to the point dan menukik hanya pada substansi perang dan damai," ujar Anton.
Maka dari itu agenda lain yang dibawa Jokowi dalam kunjungan ke Ukraina seperti memastikan pasokan gandum ke seluruh dunia tetap berjalan, serta mempromosikan investasi terkait Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) dan soal pembangkit listrik tenaga nuklir dinilai menjadi salah satu pintu masuk Indonesia untuk menawarkan solusi perdamaian.
"Jadi, bahan pembicaraan dalam pertemuan bisa bermacam-macam. Karena bagaimanapun juga seorang mediator potensial harus mampu membuat para pihak bertikai nyaman, percaya dan mampu. Dan di situlah seni yang harus dilakukan oleh pihak yang ingin menjadi mediator," ucap Anton.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia pada 29 dan 30 Juni 2022 lalu.
Dalam lawatan ke Kyiv, Ukraina, Presiden Jokowi bertemu dengan Zelensky dan juga meninjau puing-puing apartemen akibat serangan Rusia di Kota Irpin.
Dia juga menyempatkan berkunjung ke rumah sakit setempat serta menyerahkan bantuan secara simbolis.
Jokowi dan Zelensky juga berbincang soal misi perdamaian dan ancaman krisis pangan di dunia jika perang terus berlanjut.
Sedangkan dalam kunjungan ke Rusia, Jokowi bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.
Usai pertemuan dengan Putin, Jokowi kembali menekankan soal perdamaian dan kemanusiaan.
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/08/05310001/diplomasi-jokowi-untuk-damaikan-rusia-ukraina-dinilai-butuh-kesabaran