JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Achmad Dimyati Natakusumah mengatakan, Komisi III akan meminta penjelasan Kapolri terkait gagalnya calon Bintara Polri, Fahri Fadilah Nur Rizki, menjadi polisi karena dinyatakan buta warna parsial.
Adapun hal tersebut akan dilangsungkan dalam rapat bersama Kapolri di Komisi III.
Meski rapat itu mengagendakan pembahasan utama soal anggaran, kata Dimyati, tetap dimungkinkan anggota mempertanyakan kasus Fahri.
"Semua kan diteliti secara cermat, saya rasa pihak kepolisian juga tidak gegabah ya. Nanti kita tanyakan lah pada saat rapat dengan Kapolri nanti," kata Dimyati saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/6/2022).
Baca juga: Sebut Tak Ada Kecurangan dalam Seleksi Bintara Polda Metro, Anggota DPR Beri Fahri Fadilah Beasiswa
Dimyati tak membeberkan secara detail kapan rapat itu akan digelar.
Politisi PKS itu juga mengaku belum bisa berkomentar terkait gagalnya calon bintara tersebut.
Sebab, ia sendiri belum mendengarkan penjelasan langsung dari Polri terkait proses atau tahapan, seleksi calon anggota kepolisian.
"Jadi kita akan lihat nanti apa alasan alasannya. Nanti akan dibuka secara lebar-lebar apakah yang bersangkutan lulus atau tidak," ujarnya.
Menurut Dimyati, Komisi III akan meminta penjelasan Kapolri seputar proses rekrutmen hingga apa saja faktor yang membuat calon Bintara Polri gagal ke tahapan berikutnya.
Ia menitikberatkan bahwa Polri harus memiliki keterbukaan terhadap seleksi atau rekrutmen anggotanya.
Baca juga: Calon Bintara Polri Gagal karena Buta Warna, Pengamat: Aneh, Cek Kesehatan Dua Kali
"Syarat syaratnya apa saja, tes berapa kali, terus bagaimana tesnya dibuka secara transparan, langsung. Seperti CPNS kan langsung tuh transparan. Nanti kita sih berharap ada perbaikan-perbaikan lah," jelas Dimyati.
Dimyati berpandangan, proses seleksi yang transparan diperlukan agar tidak terjadi persepsi negatif pada Polri.
Pasalnya, ia menilai sejauh ini persepsi bahwa Polri memiliki sistem seleksi yang bagus sudah terbangun di bawah kepemimpinan asisten SDM Porli, Irjen Pol Wahyu Widada.
"Tapi kan enggak tahu di level bawahnya, level bawahnya itu bagaimana cara rekrutmen ini. Apakah ada titipan-titipan atau ada rekomendasi-rekomendasi atau ada exception, pengecualian dan lain sebagainya," jelas Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR itu.
Baca juga: Mengenal Buta Warna Parsial, Penyebab Calon Bintara Polri Gagal Lolos Seleksi
Sebelumnya diberitakan, Polda Metro Jaya menyebut pria bernama Fahri Fadilah Nur Rizki lolos seleksi tahap satu Calon Bintara Polri 2021 karena menghafal tata letak soal dan jawaban dalam buku tes buta warna.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setioboedi ketika menanggapi video Fahri yang mengaku digagalkan jelang dimulainya pendidikan dan namanya digantikan oleh orang lain.
"Kemungkinan terbesar yang belajar tentang buta warna, dia menghafal (tata letak)," ujar Didit kepada wartawan, Senin (30/5/2022).
Dalam video tersebut, Fahri mengaku telah lolos tes seleksi calon Bintara dan menduduki peringkat 35 dari total 1.200 peserta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.