Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Berharap Renggangnya Hubungan PKB-PBNU Jadi Celah Raup Suara Nahdliyin

Kompas.com - 20/04/2022, 15:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Basis massa pengikut Nahdlatul Ulama (NU), Nahdliyin, disebut menjadi salah satu fokus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengerek perolehan suara pada pemilihan legislatif 2024.

Berkaca pada pengalaman 5 tahun lampau, PPP berhasil lolos parlemen dengan perolehan suara 4,52 persen, selisih tipis dari ambang batas minimum 4 persen.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi, menyadari bahwa pihaknya perlu melakukan terobosan untuk memperbaiki raihan tersebut.

“Ada harapan besar (pada Nahdliyin) dibandingkan yang lalu. Karena, PBNU (Pengurus Besar NU) tidak lagi mengidentikkan diri dengan partai tertentu,” ujar Baidowi kepada Kompas.com, Rabu (20/4/2022).

Baca juga: PPP: Gagasan Membentuk Koalisi Poros Islam Itu Utopia

Partai tertentu yang selama ini diidentikkan dengan PBNU adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) besutan Muhaimin Iskandar.

Selain karena Muhaimin merupakan cicit pendiri NU Bisri Syansuri, pembentukan PKB didalangi oleh begawan NU seperti Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).

Namun, ketika NU masih terjun di politik praktis sebagai partai, NU sempat dilebur Soeharto dalam tubuh PPP sebagai fusi partai-partai Islam.

Di sisi lain, sejak kursi Ketua Umum PBNU diisi oleh Yahya Cholil Staquf pada akhir 2021, Gus Yahya sudah menegaskan bahwa PBNU akan mengambil jarak dengan seluruh partai politik, termasuk PKB.

Baca juga: PAN dan PPP Dinilai Dihantui Degradasi pada Pemilu 2024

Bahkan, dukungan politik oleh pengurus NU di tingkat kota dan kecamatan di Jawa Timur terhadap Muhaimin, berujung sanksi dari Gus Yahya.

Renggangnya hubungan PBNU dengan PKB disebut dapat menjadi celah untuk masuknya PPP yang sebetulnya juga punya kedekatan historis dengan Nahdliyin.

"Semoga dengan terbukanya sikap PBNU, PPP dapat barokahnya," kata Baidowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Bantah Diam-diam Revisi UU MK, Wakil Ketua DPR Ungkit Menko Polhukam Saat Itu Minta Tak Disahkan sampai Pemilu

Nasional
PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

PKS Komunikasi Intens dengan PKB Cari Tandingan Khofifah-Emil Dardak

Nasional
Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Gerindra Dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim dan Ahmad Dhani di Surabaya

Nasional
Pertahanan Udara WWF ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Pertahanan Udara WWF ke-10, TNI Kerahkan Jet Tempur hingga Helikopter Medis

Nasional
Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, termasuk Umrah, Bayar Kiai dan “Service Mercy”

Kementan Keluarkan Rp 317 Juta untuk Keperluan Pribadi SYL, termasuk Umrah, Bayar Kiai dan “Service Mercy”

Nasional
Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com