Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Akan Komunikasi Lebih Intens dengan Partai Lain Terkait Pilpres 2024

Kompas.com - 16/04/2022, 10:45 WIB
Ardito Ramadhan,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menyatakan, PPP akan berkomunikasi lebih intensif dengan partai politik lain terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Arsul mengatakan, hal itu merupakan salah satu hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PPP yang berlangsung hingga Jumat (15/4/2022) tengah malam kemarin.

"(Hasil Rapimnas PPP) menugaskan kepada DPP PPP agar lebih intensif membangun komunikasi terkait pilpres degan partai-partai lain," kata Arsul saat dihubungi, Sabtu (16/4/2022).

Baca juga: PPP Bahas Capres-Cawapres pada Rapimnas yang Akan Datang

Arsul menuturkan, partainya akan membahas sosok calon presiden dan wakil presiden yang diusung PPP pada rapimnas PPP yang akan datang.

Ia menuturkan, saat ini, PPP ingin mendalami dahulu semua sosok yang disebut sebagai capres dan cawapres di ruang publik sebelum mengusulkan nama tertentu dalam koalisi yang akan diikuti oleh PPP.

Di samping itu, PPP juga berpandangan bahwa partai-partai politik yang memberi ruang kepada sosok non-partai politik sebagai capres dan cawapres juga belum mengambil keputusan.

Baca juga: Pesan Sekjen Gerindra ke Kader: Menjadikan Prabowo Presiden adalah Ideologi Kita

"Jadi PPP memandang lebih baik melakukan komunikasi soal ini dengan parpol-parpol lain yang akan diajak berkoalisi ketimbang menyebut nama-nama capres/cawapres tersebut," ujar Arsul.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PPP Arwani Thomafi megnatakan, partainya sudah berkomunikasi dengan Partai Nasdem dan Partai Amanat Nasional untuk menjajaki koalisi pada Pilpres 2024 mendatang.

"Dari komunikasi yang kita jalin salah satunya ya bagaimana menyiapkan Pemilu itu sukses lancar termasuk bagi kami," ujar Arwani di sela-sela Rapimnas PPP, Jumat.

Arwani pun membuka kemungkinan partainya mengusung sosok capres yang bukan kader partai politik.

"Yang ada dalam pandangan kita adalah sosok yang dibutuhkan oleh rakyat itu seperti apa dan itu (calon presiden) tidak harus dari partai politik," kata Arwani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com