Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu "Reshuffle", Mendag, Menaker, dan Menag Dinilai Berpotensi Diganti Jokowi

Kompas.com - 23/03/2022, 10:25 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju kembali berembus. Presiden Joko Widodo disebut-sebut bakal mengubah peta kursi menteri di pemerintahannya akhir bulan ini.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo memprediksi, jika benar ada reshuffle, setidaknya terdapat tiga menteri yang berpotensi dicopot Jokowi, yakni Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, dan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.

Ketiganya belum lama ini membuat kegaduhan karena satu dan lain hal.

"Jadi menurut saya, kalaupun ada yang dicopot ya kira-kira menteri itu," kata Kunto kepada Kompas.com, Selasa (22/3/2022).

Baca juga: Pasang Surut Isu Reshuffle dan Masuknya PAN ke Gerbong Koalisi Jokowi

Sebagaimana diketahui, Mendag baru-baru ini menuai kontroversi terkait langka dan mahalnya harga minyak goreng. Dia banjir kritik lantaran mengaku tak bisa mengontrol keberadaan mafia minyak.

Sementara itu, Menaker pada pertengahan Februari lalu didemo kaum buruh lantaran menerbitkan peraturan baru mengenai dana jaminan hari tua (JHT) yang baru bisa dicairkan di usia 56 tahun.

Lalu, Menag belum lama ini menuai sorotan warganet karena mengeluarkan pernyataan kontroversial yang dianggap membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.

Baca juga: Jejak Jokowi dalam Reshuffle Kabinet di Rabu Pon dan Rabu Pahing

Namun demikian, menurut Kunto, reshuffle merupakan hak prerogatif atau kewenangan penuh presiden.

Meski kinerja menteri-menteri tersebut dinilai kurang baik oleh publik, belum tentu mereka yang bakal dicopot Jokowi.

"Ada misalnya menteri yang menurut kita oke-oke saja ternyata dicopot itu ada, apalagi kalau ada konflik di belakang layar yang kita nggak tahu di publik," ujar Kunto.

Menurut Kunto, perombakan kabinet juga tak lagi bisa dikaitkan dengan pengelompokan menteri asal partai politik atau nonparpol.

Dia menilai, Jokowi lebih mempertimbangkan faktor untung rugi dalam mengutak-atik kabinetnya. Mereka yang berjasa di pemerintahan lebih punya peluang untuk bertahan lama di kabinet, begitupun sebaliknya.

Kunto berpandangan, sulit untuk menebak hitung-hitungan Jokowi perihal peta politik pemerintahannya.

"Karena Pak Jokowi berkali-kali membuktikan ke publik bahwa semua prediksi pengamat ataupun analisis politik yang berusaha mengalkulasi secara rasional hitung-hitungan kursi menteri dan segala macamnya lebih banyak melesetnya," kata pengajar ilmu komunikasi Universitas Padjadjaran itu.

Baca juga: Misteri Tersangka Mafia Minyak Goreng yang Dijanjikan Mendag...

Sebelumnya, berembus isu reshuffle bakal dilakukan Rabu Pon (23/3/2022). Ini mengingat Jokowi kerap mengambil keputusan besar pada Rabu Pon, termasuk beberapa kali reshuffle.

Namun, dugaan tersebut telah dibantah oleh Istana. Keterangan sumber Kompas.com di lingkungan pemerintahan mengatakan, tak ada jadwal reshuffle pada Rabu ini.

"Belum ada jadwal reshuffle," ujar sumber saat dikonfirmasi pada Selasa (22/3/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com