Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Suryanegara
Dosen

Dosen tetap pada Departemen Teknik Elektro dan Direktur CEP-CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Menyelesaikan studi Doktor di Tokyo, program magister di London, dan sarjana di Depok.

Telah menulis lebih dari 100 artikel ilmiah bidang teknologi ICT yang dipublikasikan pada jurnal dan seminar internasional.

Membaca novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk” di tahun 2000, dan sejak saat itu sangat meminati ragam kisah kehidupan manusia.

Masih Perlukah Pindah (Tempat) IKN?

Kompas.com - 01/03/2022, 10:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KITA mungkin bersepakat bahwa Jakarta memang harus diringankan bebannya, sehingga Ibu Kota Negara (IKN) harus pindah dan Jakarta dapat fokus sebagai pusat bisnis nasional.

Namun yang masih sering dipertanyakan dan sulit diterima adalah kenapa IKN harus “pindah tempat” sejauh itu?

Wasington-New York hanyalah 360-an km. Analoginya seorang pialang di Wall Street yang dipanggil Menteri Perdagangan di Washington DC, seperti seorang pebisnis batik di kota Pemalang yang ingin bertemu Menteri Perdagangan di kantor Gambir, Jakarta.

Dekat saja, 3-4 jam berkendara mobil via jalan tol, tidak perlu sampai harus terbang dari Jakarta ke calon IKN baru di Penajam Paser Utara yang berjarak minimal 2 jam dengan pesawat udara.

Intinya, “pindah tempat” merupakan hal yang merepotkan. Pindah lokasi rumah saja ribet, apalagi pindah tempat Ibu Kota.

Namun, apakah “tempat” menjadi sebuah entitas penting bagi aktivitas manusia modern? Bukankah kita semua bisa terhubung secara virtual dengan jaringan internet?

Apalagi dengan fenomena metaverse, manusia seolah-olah tidak memiliki tempat fisik yang nyata, melainkan masuk ke dalam alam virtual yang tidak dibatasi oleh keberadaan fisik dimensi ruang nyata.

Saat ini kita memang belum masuk ke era metaverse yang sesungguhnya. Namun, kita sudah mulai memasuki era di manapun keberadaan fisik para aparatur Pemerintah hampir-hampir bukan menjadi problem besar.

Rapat koordinasi para pejabat dapat dilakukan dengan mudah menggunakan aplikasi Zoom. Berbagai surat keputusan (SK) penting telah banyak ditandatangani oleh electronic signature.

Meski sang pejabat tidak hadir secara fisik di atas meja memegang pena, dokumen itu tetap sah di mata hukum.

Sebaliknya, kita mulai lebih sering mendapatkan keberadaan fisik para pejabat Pemerintah, dari mulai presiden hingga lurah pada kegiatan-kegiatan formal seremonial.

Hakikatnya, kehadiran fisik agar tercipta keterikatan antara pimpinan dan masyarakat yang dipimpinnya.

Sedangkan pada fungsi pemerintahan semakin bias dimensi tempat, karena terfasilitasi oleh digitalisasi sistem pendukung Pemerintahan.

Fenomena ini merujuk pada satu hal, keberadaan teknologi digital menjadi hal yang mutlak.

Dari mulai hal yang sederhana seperti penyediaan keamanan tanda tangan elektronik, studio rapat untuk virtual meeting hingga aplikasi smart contract berbasis blockchain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com