Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei KedaiKOPI: Mayoritas Responden Enggan Memilih Capres Perempuan

Kompas.com - 19/12/2021, 21:18 WIB
Dani Prabowo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei yang dilakukan KedaiKOPI mengungkap, mayoritas publik enggan memilih calon presiden perempuan.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo mengungkapkan, 65,8 persen responden tidak ingin memilih capres perempuan.

Hanya 34,2 persen responden yang bersedia memilih capres perempuan.

Hasil survei itu mengacu pada pertanyaan 'Jika ada calon presiden perempuan, apakah anda ingin memilih calon presiden perempuan tersebut?'

"Ini beberapa isu tentang latar belakang calon presiden. Pertama perempuan, tappi ternyata 65,8 persen pemilih kita masih tidak ingin memilih calon presiden perempuan," ungkap Kunto saat membacakan hasil survei, Minggu (19/12/2021), seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Mereka yang tak mau memilih capres perempuan beralasan karena menganggap presiden harusnya laki-laki (34,2 persen), perempuan dianggap tidak tegas atau tidak berani (20,4 persen), dan kurang berwibawa (7,2 persen).

Baca juga: Survei SPIN: Elektabilitas Prabowo Subianto Unggul

Sementara, mereka yang bersedia memilih capres perempuan beralasan menyangkut kesetaraan gender (37,1 persen), gender apapun tidak masalah (29,1 persen), dan perempuan dianggap lebih peka (9,2 persen).

"Sedang yang tidak ingin itu kodrat laki-laki alasannya. Lalu kurang tegas dan kurang berani," ucapny.

Untuk diketahui, survei ini menggunakan metode face to face interview terhadap 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi.

Adapun survei dilaksanakan pada rentang 16-24 November 2021, dengan margin of error 2,83 persen.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Survei KedaiKOPI: 65,8 Persen Publik Masih Ogah Pilih Capres Perempuan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com