Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Punya Rp 10 Miliar Bayar Stepanus Robin, Rita Konsultasi dengan Azis Syamsuddin

Kompas.com - 18/10/2021, 15:23 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Bupati Kutai Kertanegara Rita Widyasari mengaku pernah bercerita tentang pengurusan perkaranya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada mantan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin.

Hal itu disampikan Rita saat hadir sebagai saksi dugaan suap pengurusan perkara di KPK dengan dua terdakwa yaitu mantan penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju dan Maskur Husain.

“Di BAP Nomor 38 saudara mengatakan saya pernah berhubungan dengan Azis, saya konfirmasi apakah benar Robin penyidik KPK, Azis mengatakan benar,” ucap jaksa membacakan BAP Rita dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (18/10/2021).

“Kemudian saudara mengatakan akan menggunakan Maskur Husain sebagai pengacara saudara, lalu Azis menjawab ya coba saja. Kemudian saudara mengatakan tidak punya uang Rp 10 miliar, kemudian Azis menjawab kalau tidak ada cash coba pikirkan cara lain, ini benar?,” tanya jaksa.

Baca juga: Rita Widyasari Mengaku Diminta Rp 10 Miliar oleh Maskur Husain dan Stepanus Robin untuk Urus Perkara

Rita lantas mengiyakan pertanyaan jaksa tersebut.

Jaksa kembali mengajukan pertanyaan pada Rita terkait keterangannya dalam BAP.

Dibacakan jaksa bahwa Rita sempat bertanya pada Azis apakah bisa jika pembayaran dilakukan dengan menggunakan aset.

“Kemudian Azis menjawab coba sampaikan pada mereka, ada begini?,” papar jaksa.

“Iya Pak,” ucap Rita.

Rita mengaku bahwa percakapannya dengan Azis itu dilakukannya melalui telefon.

Dalam perkara ini Rita menjelaskan bahwa Azis adalah pihak yang mengenalkannya dengan Robin.

Perkenalan itu terjadi pada September 2020 di Rutan Kelas II Tangerang.

“Dia (Azis) bilang nanti (Robin) bisa bantu-bantu,” tutur Rita.

Baca juga: Rita Widyasari Sebut Azis Syamsuddin Datang ke Lapas lalu Kenalkan Stepanus Robin untuk Urus Kasus

Pada pertemuan itu Rita menjelaskan ia tak mengenal Robin. Hingga akhirnya Robin menunjukan kartu identitasnya sebagai penyidik KPK.

“Beliau (Robin) menunjukan ID Card-nya. Setelah itu Bang Azis pulang. Lalu besok-besoknya beliau datang dengan Pak Maskur beliau sampaikan bisa membantu saya,” imbuh dia.

Dalam perkara ini jaksa menduga Azis mengenalkan Robin ke Rita Widyasari dan mantan Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial.

Azis bersama Kader Partai Golkar Aliza Gunado juga diduga memberi suap Robin dan Maskur senilai Rp 3,5 miliar terkait perkara dugaan korupsi di Kabupaten Lampung Tengah.

Sementara itu Robin dan Maskur didakwa menerima suap senilai total Rp 11,5 miliar untuk mengurus perkara di KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com