JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, meski kasus Covid mengalami penurunan, tetapi masih banyak provinsi yang belum memperbarui status kasus Covid-19 di wilayah mereka terutama data kematian.
Ia mengatakan, hal tersebut terjadi karena prosedur berjenjang mulai dari tingkat RT/RW, kelurahan, kecamatan hingga Disdukcapil untuk menyatakan status pasien sudah meninggal.
"Masih banyak provinsi yang belum memperbarui status kasusnya yang lebih dari 21 hari. Hal ini terjadi karena adanya keterlambatan dalam melakukan input data kematian ke dalam sistem," kata Nadia dalam konferensi pers melalui kanal YouTube FMB9ID, Rabu (8/9/2021).
Selain itu, penyebab lainnya adalah terdapat keterbatasan dari tenaga kesehatan untuk langsung memasukan laporan data kematian.
Baca juga: UPDATE 8 September: Sebaran 6.731 Kasus Baru Covid-19, Tertinggi di Jateng
Nadia juga mengatakan, total kasus aktif saat ini tercatat sekitar 25 persen dan di antaranya belum diperbarui statusnya lebih dari 21 hari.
"25,9 persen dari total kasus aktif yang tercatat adalah kasus yang belum diperbarui statusnya lebih dari 21 hari," ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut, Nadia mengatakan, Kemenkes akan melakukan berbagai evaluasi agar seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dapat langsung melaporkan data kematian.
"Sehingga keterlambatan pelaporan data kematian ini dapat diminimalisir di kemudian hari," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.