Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Demokrasi Internal PAN Berjalan Baik, Zulhas: Saking Demokratisnya, Kursi Melayang

Kompas.com - 31/08/2021, 14:28 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyinggung peristiwa kericuhan yang terjadi pada Kongres V PAN 2020.

Saat itu Kongres berlangsung ricuh. Bahkan, terjadi peristiwa lempar-lemparan kursi. 

Namun, pria yang biasa disapa Zulhas itu berkelakar bahwa peristiwa "kursi melayang" tersebut karena kongres berjalan terlalu demokratis. 

"PAN yang lahir dari reformasi, proses-proses demokrasi di antara partai kita berlangsung secara baik. Bahkan, sangat demokratis di partai kita ini, sehingga beberapa kali kita kongres, kursi-kursi juga ikut Kongres, melayang maksudnya. Itu karena saking demokratisnya," kata Zulhas dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN yang dipantau virtual, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Zulkifli Hasan Ungkap Peran PAN bagi Pemerintahan Jokowi

Ia juga mengatakan, sejauh pengamatannya, belum kongres partai lain yang diwarnai insiden kursi melayang seperti saat Kongres PAN.

Terlepas dari peristiwa tersebut, Zulhas mengeklaim bahwa proses pengambilan keputusan di internal PAN selalu berjalan demokratis.

Pengambilan keputusan di internal PAN ada yang melalui rapat kerja nasional (rakernas) yang lebih tinggi tingkatannya dibanding kongres. 

"Jadi yang paling tinggi yaitu Kongres sudah kita lewati dalam lima tahun sekali itu. Rakernas, tiap tahun kita laksanakan, ini forum tertinggi untuk mengambil keputusan setelah kongres," ucap dia. 

Selain rakernas, kata Zulhas, PAN juga menggelar rapat pertemuan yaitu pleno dan rapat-rapat harian.

Dalam proses pertemuan atau rapat tersebut, Zulhas mengeklaim bahwa agenda yang dibahas selalu berjalan dengan baik.

"Alhamdulillah, partai kita terus, agenda-agenda partai itu kita bisa laksanakan dengan baik," kata dia.

Baca juga: Ketum PAN Apresiasi Pemerintah Tangani Covid-19 karena Kasus Harian Turun Drastis

Zulhas juga menegaskan bahwa partainya terbuka bagi publik. Hal itu ditegaskannya dengan mempersilakan rekan media untuk meliput acara Rakernas II PAN baik secara fisik maupun virtual.

"Boleh diliput semuanya, tidak ada yang ditutup-tutupi atau tidak ada yang tertutup. Jadi silakan," kata dia.

Kongres V PAN yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (10/2/2020) berlangsung ricuh.

Adapun Kongres tersebut beragendakan salah satunya melaksanakan pemilihan ketua umum untuk periode 2020-2025.

Kericuhan bermula saat sejumlah kader partai berlambang matahari terbit itu mempersoalkan sikap panitia yang memperpanjang masa registrasi peserta.

Baca juga: Soal Penanganan Pandemi, Ketum PAN: Kita Tak Boleh Terpecah Belah dan Sibuk Nyinyir

Selain itu, kericuhan terjadi karena adanya dugaan kecurangan yang dilakukan tim pemenangan Zulkifli Hasan dalam pelaksanaan kongres.

Adapun dugaan itu dilontarkan oleh tim pemenangan Mulfachri Harahap dan Hanafi Rais sebagai bakal calon ketum dan sekretaris jenderal PAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com