Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Zulkifli Hasan Bertemu Jokowi, tentang Wajah Lebam hingga Sarankan Tiga Hal Tangani Pandemi

Kompas.com - 19/08/2021, 18:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkapkan, dirinya bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (18/8/2021) sehari usai upacara Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76.

Saat bertemu Jokowi, Zulkifli menyampaikan permintaan maaf karena tak bisa hadir dalam upacara kemerdekaan di Istana Merdeka.

Selain meminta maaf, dia menyampaikan langsung kegelisahannya melihat wajah Presiden Jokowi yang terlihat lelah pada saat upacara.

"Saya kemarin ketemu Pak Jokowi. 'Pak Jokowi, saya lihat bapak di TV saja. Wajah bapak lebam-lebam'," kata Zulkifli dalam acara pidato kebangsaan Ketua Umum PAN memperingati 50 Tahun The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Kamis (19/8/2021).

Baca juga: Zulkifli Hasan Sebut Angkatan 1945 adalah Generasi Terbaik Indonesa

Usai menyampaikan hal tersebut, Zulkifli mengaku meminta maaf kepada Presiden Jokowi karena tidak bisa membantu langsung dalam pemerintahan. Hal tersebut karena PAN diketahui merupakan partai di luar pemerintah saat ini.

Oleh karena itu, dia mendoakan Presiden Jokowi agar tabah dan kuat dalam mengurus negara menghadapi pandemi Covid-19.

"Saya minta maaf, saya enggak bisa bantu. Oleh karena itu saya doakan, Pak. Semoga bapak kuat, tabah, diberi perlindungan oleh Tuhan. Saya enggak bisa bantu," tutur Zulkifli.

Kendati demikian, dia tetap memberikan saran kepada Jokowi untuk menghadapi pandemi Covid-19 serta dampak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Kondisi Masyarakat Terbelah, Zulkifli Hasan Sedih Ada Cebong Vs Kampret, Buzzer Vs Kadrun

Menurut dia, ada tiga kunci utama dalam rangka menangani pandemi Covid-19 yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), vaksinasi Covid-19, dan bantuan sosial.

"Dulu PSBB sekarang PPKM. PSBB ke PPKM harus diikuti vaksin. Tanpa vaksin, PSBB gagal, muncul lagi varian Delta, karena vaksin kita gagal," ucap dia.

Selanjutnya, ia membeberkan alasan yang menurutnya membuat vaksin gagal yaitu adanya kejanggalan dalam distribusi vaksin.

Ia tak segan menduga ada pihak-pihak yang 'bermain' sehingga vaksinasi Covid-19 hingga kini belum memenuhi target.

"Kenapa vaksin gagal, Pak, kenapa? Saya tahu, Pak Luhut, Pak Erick, sudah kontrak. Harusnya kita Desember sudah 10 juta, Pak. Juni harusnya sudah vaksin 80 atau 90 juta, Pak. Karena apa? Ada kepentingan-kepentingan yang bermain," kata Zulkifli.

Baca juga: Tiga Kader PAN Ditegur karena Pernyataan Kontroversial soal Penanganan Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Kabinet Prabowo-Gibran, Pembentukan Kementerian Khusus Program Makan Bergizi Gratis Makin Menguat

Menanti Kabinet Prabowo-Gibran, Pembentukan Kementerian Khusus Program Makan Bergizi Gratis Makin Menguat

Nasional
Hari Ini Rakernas V PDI-P Ditutup, Ada Pembacaan Rekomendasi dan Pidato Megawati

Hari Ini Rakernas V PDI-P Ditutup, Ada Pembacaan Rekomendasi dan Pidato Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Ahok Siap Maju Pilkada Sumut dan Lawan Bobby | Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

[POPULER NASIONAL] Ahok Siap Maju Pilkada Sumut dan Lawan Bobby | Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juni 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juni 2024

Nasional
Tanggal 29 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

KPU DKI Jakarta Mulai Tahapan Pilkada Juni 2024

Nasional
2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

2 Hari Absen Rakernas V PDI-P, Prananda Prabowo Diklaim Sedang Urus Wisuda Anak

Nasional
Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Covid-19 di Singapura Tinggi, Kemenkes: Situasi di Indonesia Masih Terkendali

Nasional
Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Nasional
Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Nasional
Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Nasional
Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, 'Insya Allah'

Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, "Insya Allah"

Nasional
Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Nasional
BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com