Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar FKUI: Tekan Angka Penduduk Sakit Penting dalam Atasi Kelangkaan Oksigen

Kompas.com - 08/07/2021, 11:30 WIB
Tsarina Maharani,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengingatkan, hal penting dalam mengatasasi kelangkaan oksigen adalah menangani masalah di pangkal, yaitu menekan jumlah penduduk yang terpapar Covid-19.

Ia mencontohkan India yang mewujudkan itu dengan melakukan lockdown di beberapa negara bagian, seperti di New delhi dan Mumbai.

"Kita tahu bahwa cukup banyak negara bagian di India, juga kota besar seperti New Delhi Ibukota India dan Mumbai pusat industri film Bollywood, yang melakukan lockdown cukup ketat sehingga mobilitas penduduk jadi amat dibatasi," kata Yoga dalam keterangannya, Kamis (8/7/2021).

Baca juga: Menurut Guru Besar FKUI, Ada 5 Pelajaran dari India untuk Atasi Kelangkaan Oksigen

Negara bagian lain menggunakan pembatasan sosial yang bervariasi sesuai pola epidemiologisnya masing-masing.

Selain itu, pemerintah meningkatkan kapasitas tes dan vaksinasi Covid-19 per hari.

"India juga meningkatakan jumlah tesnya amat tinggi menjadi sekitar 2 juta orang per hari, dan jumlah vaksinasi sampai 8 juta orang per hari. Jumlah yang amat besar," ucapnya.

Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia Regional Asia Tenggara (WHO SEARO) ini pun memaparkan lima hal yang dilakukan India saat terjadi kelangkaan Oksigen.

Pertama, melarang penggunaan oksigen cair untuk kepentingan nonkesehatan.

"Pelaksanaannya pernah amat ketat dan industri lain memang tidak boleh menggunakan oksigen, bahkan disebutkan tanpa kecuali, " katanya.

Kedua, menginisiasi pemasangan medical oxygen generation plants, yaitu seperangkat alat tanam yang dapat menghasilkan oksigen untuk kebutuhan medis darurat, di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

Baca juga: Krematorium Terbesar India Akan Manfaatkan Abu Jenazah Korban Covid-19 untuk Bangun Taman Memorial

Ketiga, mempercepat distribusi, seperti dengan oxygen express trains. Distribusi oksigen dilakukan menggunakan kereta cepat ke berbagai daerah.

Keempat, melibatkan peran berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk pemenuhan oksigen warga.

"Misalnya, Hemkunt Foundation, ada 150 relawan, melayani sekitar 15 ribu panggilan telepon, semacam pelayanan oksigen drive-through. Kemudian, Sewa International menyediakan oxygen concentrator," ujar Yoga.

Kelima, India juga menerima bantuan oksigen dari negara lain, termasuk Indonesia. Kepada India, Amerika Serikat menyumbang 1.100 silinder oksigen, Perancis menyumbangkan oksigen cair, dan Inggris mengirimkan oxygen concentrator.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com