Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firasat Harmoko, Tuntutan Reformasi, hingga Mundurnya Soeharto

Kompas.com - 05/07/2021, 12:01 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada 11 Maret 1998, seperti biasa yang dilakukan pimpinan sidang, Ketua DPR-MPR Harmoko menutup sidang dengan mengetukkan palu sebanyak tiga kali.

Namun, pada hari itu, palu sidang mendadak patah saat diketuk Harmoko. Kepala palu terlempar ke depan meja jajaran anggota MPR. Hal itu diungkap oleh Harmoko dalam buku Berhentinya Soeharto: Fakta dan Kesaksian Harmoko.

"Begitu palu sidang saya ketukkan, meleset, bagian kepalanya patah, kemudian terlempar ke depan...," ungkap Harmoko dalam buku tersebut.

Baca juga: Patahnya Palu dan Firasat Harmoko Ihwal Kejatuhan Soeharto

Selaku orang Jawa, Harmoko bertanya-tanya mengenai peristiwa tersebut. Terlebih, patahnya palu sidang baru kali itu terjadi.

Patahnya palu sidang itu terjadi saat Sidang Paripura ke-V, penutupan sidang MPR. Sidang tersebut menandai terpilihnya lagi Soeharto sebagai presiden untuk ketujuh kalinya.

Sayangnya, usai terpilih, Soeharto dihadapkan dengan aksi-aksi demonstrasi besar.

Saat itu sejumlah mahasiswa melakukan aksi demonstrasi menolak kepemimpinan Presiden Soeharto. Namun,aksi demonstrasi mahasiswa itu pun berubah menjadi tragedi pada 12 Mei 1998.

Penyebabnya, pada waktu itu, aparat keamanan bertindak represif dalam menangani demonstrasi mahasiswa di Universitas Trisakti. Aparat keamanan menangani aksi demontrasi dengan kekerasan dan penembakan.

Akibatnya, empat mahasiswa Trisakti tewas. Sementara itu, 681 orang mengalami luka-luka dalam Tragedi Trisakti.

Baca juga: 18 Tahun Silam, Ketua DPR/MPR Harmoko Minta Presiden Soeharto Mundur

Selain itu, kerusuhan kembali terjadi dan bernuansa rasial setelah Tragedi Trisakti, pada 13-15 Mei 1998. Ada dugaan kerusuhan itu sebagai upaya mengalihkan perjuangan mahasiswa untuk menuntut mundur Soeharto dan kepemimpinan Orde Baru.

Namun, semangat mahasiswa tak henti melengserkan Soeharto meski kekerasan telah dilakukan oknum aparat keamanan dalam Tragedi Trisakti 13-15 Mei 1998.

Mengutip buku Mahasiswa dalam Pusaran Reformasi 1998, Kisah yang Tak Terungkap (2016), berbagai elemen aksi mahasiswa kemudian menyatukan gerakan.

Dua kelompok mahasiswa Universitas Indonesia misalnya, Senat Mahasiswa UI dan Keluarga Besar UI, sepakat untuk ikut bergerak bersama.

Pada 18 Mei 1998, para mahasiswa UI ini memutuskan melakukan aksi demonstrasi menuju gedung DPR RI dan bergabung dengan kelompok mahasiswa lainnya.

Baca juga: Saat Harmoko Jawab Guyonan soal Hari-hari Omong Kosong

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com