Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan Komisi II: Covid-19 Melonjak, Tak Elok Istana Bahas Pemindahan Ibu Kota

Kompas.com - 29/06/2021, 12:29 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi II DPR Luqman Hakim menilai, sikap pemerintah yang masih membahas rencana pembangunan ibu kota negara baru di tengah melonjaknya kasus Covid-19 tidak elok.

Menurut Luqman, rencana pemindahan ibu kota negara membutuhkan dana besar serta dapat mengacaukan konsentrasi pemerintah yang semestinya fokus pada penanganan pandemi Covid-19.

"Menurut saya tidak elok Istana masih mencurahkan energinya untuk membahas rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN). Bukan hanya karena kebutuhan dananya yang sangat besar, urusan pemindahan IKN bisa mengacaukan konsentrasi pemerintah menangani lonjakan pandemi Covid-19," kata Luqman saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/6/2021).

Baca juga: KSP: Pembangunan Ibu Kota Baru Perlu Anggaran Rp 466 T, Tak Semua Ditanggung APBN

Luqman berpendapat, tidak dapat dicerna akal sehat apabila pihak Istana masih membahas pemindahan ibu kota negara padahal masyarakat sedang kesulitan mencari tempat rawat inap untuk pasien Covid-19 karena rumah sakit yang penuh.

Ia menyebut masih ada berbagai masalah terkait penanganan pandemi yang mesti diselesaikan, antara lain melambungnya harga oksigen, vitamin, dan suplemen imunitas tubuh.

"Saya memohon agar pemerintah pusat fokus 100 persen menangani pandemi Covid-19 ini. Agenda-agenda lain yang tidak menyangkut keselamatan nyawa rakyat, tunda dulu. Kesampingkan dulu. Simpan dulu," kata dia.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu meminta pemerintah pusat untuk memfokuskan penanganan pandemi Covid-19 dengan mengesampingkan agenda-agenda lainnya.

Menurut Luqman, pemerintah pusat semestinya menjadi contoh bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan penanganan pandemi Covid-19 secara total.

"Bagaimana totalitas pemerintah daerah bisa diharapkan dalam urusan menangani lonjakan pandemi Covid-19 ini, jika pemerintah pusat malah mempertontonkan kesibukan untuk pemindahan IKN, berkampanye meramaikan tempat-tempat wisata, membiarkan orang asing leluasa masuk tanpa pembatasan, dan lain-lain," ujar Luqman.

Sebelumnya, Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan Juri Ardiantoro menyebut, rencana pembangunan ibu kota negara baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menjadi salah satu upaya pemerataan ekonomi.

Pemerintah ingin wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa mampu mengejar ketertinggalan pembangunan.

Baca juga: Kritik KSP Bahas Ibu Kota Baru Saat Pandemi, Anggota DPR: Masyarakat Sedang Menderita

“Langkah ini merupakan cara revolusioner Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan pemerataan ekonomi,” kata Juri melalui keterangan tertulis, Senin (29/6/2021).

Juri mengeklaim, saat ini pemerintah masih memprioritaskan penanganan pandemi.

Namun demikian, perencanaan jangka menengah dan jangka panjang terkait pembangunan ibu kota negara baru harus tetap dijalankan.

"Agar saat pandemi mereda, kita sudah bisa langsung lepas landas. Jangan sampai tidak ada persiapan atau bahkan kehilangan cita-cita sama sekali,” tutur Juri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com