Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes RI: 23 WNI Korban Kecelakaan Bus di Turki Dipulangkan Pekan Ini

Kompas.com - 05/04/2021, 22:51 WIB
Sania Mashabi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Indonesia untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, sebanyak 23 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kecelakaan bus di Kayseri, Turki akan dipulangkan pekan ini.

Hal itu diungkapkan Iqbal dalam konferensi pers secara daring, Senin (5/4/2021). Konferensi tersebut membahas asuransi perjalanan dan kesehatan yang harus disiapkan wisatawan.

"Jadi sekarang dari 23 korban jatuhnya bus wisatawan di Keyiseri, insya Allah minggu ini sudah bisa dipulangkan. Yang terakhir (dipulangkan) adalah dua orang karena memerlukan operasi lebih lanjut di Turki," kata Iqbal.

Baca juga: Wisatawan Indonesia Diimbau Bekali Diri dengan Asuransi saat Datang ke Turki

Kecelakaan tersebut terjadi di Kayseri, pada Rabu (17/3/2021). Bus tersebut membawa rombongan WNI.

Terkait asuransi, Iqbal mengingatkan agar WNI yang ingin datang ke Turki untuk menyiapkan asuransi perjalanan dan kesehatan.

Asuransi perlu disiapkan untuk mengantisipasi masalah, misalnya terkait kesehatan ketika tiba di tujuan.

"Banyak wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Turki ini dalam melakukan perjalanan wisatanya tidak dibekali oleh asuransi perjalan," ujarnya.

Baca juga: Dubes RI untuk Turki: Sepanjang 2021 Ada 19 Kasus Perdagangan Manusia yang Libatkan WNI

Iqbal juga menyarankan para wisatawan untuk memiliki asuransi khusus Covid-19 yang bisa dibeli secara online ataupun setibanya di bandara Turki.

Adapun berdasarkan data yang diterima Kedutaan Besar Republik Indonesia di Turki jumlah wisatawan dari manca negara selama tahun 2020 sebanyak 13 juta orang.

Sebanyak 9,5 juta orang masuk selama masa pandemi Covid-19, dari total 13 juta orang sebanyak 40.000 orang adalah WNI.

"Sekarang kalau datang ke Turki di airport itu setiap hari pasti bertemu dengan wisatawan dari Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Masyarakat Indonesia Diimbau Tolak Tawaran Pekerjaan Jadi ART di Turki

Sementara kondisi Covid-19 di Turki masih berubah-ubah, terkadang naik atau turun.

Pemerintah Turki pun saat ini sedang menerapkan lockdown tetapi hanya pada saat akhir pekan.

"Sedangkan hari kerja masih dibuka tp restoran sudah tidak boleh dine-in lagi. Jadi hanya boleh take away," ucap Iqbal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com