Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog UI: Pendekatan Komunitas untuk Atasi Covid-19 Lebih Unggul Dibanding Program Pemerintah Selama Ini

Kompas.com - 28/02/2021, 11:47 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Sosiologi FISIP UI Paulus Wirutomo mengatakan, solusi gerakan akar rumput berupa pendekatan komunitas sangat penting dalam mengatasi pandemi Covid-19.

Pasalnya, ia menilai banyak keunggulan yang didapatkan dari pendekatan tersebut dibandingkan program-program yang dibuat pemerintah selama ini.

Hal tersebut disampaikan Paulus di acara Selo Soemardjan Memorial Discussion–Panel Session dengan topik Melawan Keletihan Sosial di Masa Pandemi, yang diadakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) secara daring.

"Banyak keunggulan dari pendekatan komunitas ini dibandingkan dengan program-program dari pemerintah yang selama ini telah dijalankan," kata Paulus dikutip dari siaran pers UI, Minggu (28/2/2021).

Baca juga: Pemerintah Disarankan Mulai Tanggulangi Pandemi Covid-19 Berbasis Akar Rumput

Keunggulan tersebut antara lain adalah pemberdayaan komunitas aspirasi warga yang mudah didengar, pengawasan sosial dan individu yang lebih mudah dilakukan, serta komitmen yang lebih besar terhadap kesehatan warga komunitasnya.

Menurut Paulus, komunitas juga lebih memahami potensi-potensi permasalahan yang muncul di antara warga daripada birokrasi daerah.

"Oleh karena itu, pemerintah disarankan melakukan penguatan komunitas di seluruh Indonesia melalui pendayagunaan social capital, local wisdom, pengembangan infrastruktur sosial yang ada, komunikasi tradisional, dan sebagainya," kata dia.

Meskipun demikian, Paulus juga memuji langkah pemerintah yang telah menerbitkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Baca juga: Satgas Sebut 80.000 Duta Perubahan Perilaku Akan Bantu PPKM Mikro

Pasalnya menurut dia, pendekatan tersebut dilakukan dengan manuasiawi, berbasis komunitas, dan gotong royong untuk memperkuat ketahanan masyarakat.

"Situasi sekarang ini merupakan kesempatan emas untuk memaksa pemerintah agar menguatkan political will-nya memberdayakan masyarakat Indonesia sampai ke akar rumput,” kata dia.

Sementara itu, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Phil. Idhamsyah Eka Putra mengatakan, penerapan pendekatan berbasis komunitas telah diterapkan di Mumbai, India.

Kota tersebut terkenal sebagai salah satu daerah permukiman kumuh terbesar di Asia.

Baca juga: Satgas Sebut Pengendalian Covid-19 Layaknya Perang Akar Rumput

Pemerintah India di Mumbai, kata dia, mengubah tempat-tempat umum yang tidak dipakai menjadi pusat-pusat penanganan dan sumber informasi resmi Covid-19.

"Sehingga proses screening bisa dilakukan dengan masif dan menghindari kesimpangsiuran informasi di masyarakat. Ini adalah salah satu contoh penerapan pendekatan berbasis komunitas yang telah sukses dilakukan," ujar dia.

Oleh karena itu, kata dia, agar keletihan sosial di masyarakat dapat diatasi, maka masyarakat harus mulai terbiasa untuk tidak mendengar informasi dari sumber yang tidak jelas.

Sebab, menurut dia hal tersebut hanya merupakan informasi yang bersifat konspirasi.

“Kepercayaan terhadap teori konspirasi bisa menstimulasi kebencian terhadap pihak-pihak tertentu sehingga pikiran menjadi sulit terbuka. Kalau sudah begitu, masyarakat akan mudah terpolarisasi dan diprovokasi,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com