Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Relawan soal Masyarakat yang Belum Percaya Covid-19

Kompas.com - 11/08/2020, 13:41 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Gerakan Siap Adaptasi Relawan Covid-19 Nasional (RECON) Hashfi Khairuddin mengatakan, masih banyak masyarakat yang tidak percaya terhadap pandemi Covid-19.

Ini diketahui para relawan saat mereka terjun ke masyarakat untuk mengampanyekan gerakan adaptasi kebiasaan baru untuk pencegahan penularan Covid-19.

Hashfi dan belasan ribu rekannya yang lain bertugas memberikan sosialisasi penerapan kebiasaan baru selama 31 hari selama Agustus ini.

Baca juga: Wapres Sebut Adaptasi Kebiasaan Baru Beri Peluang Besar Produk Halal

Tidak hanya turun ke masyarakat akar rumput, sosialisasi mereka juga menyasar perkantoran dan rumah ibadah.

"Banyak masyarakat belum percaya adanya Covid-19," ujar Hashfi dalam talkshow yang digelar Satgas Penanganan Covid-19, Selasa (11/8/2020).

Untuk mengantisipasi ketidakpercayaan masyarakat tersebut, pihaknya lebih gencar menyampaikan berbagai informasi terbaru seputar Covid-19.

Para relawan memaparkan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang terus meningkat setiap hari, korban meninggal dunia yang bertambah, dan tenaga medis yang mulai kewalahan menangani pasien penyakit ini.

Selain tak percaya dengan Covid-19, sejumlah masyarakat pun baru mau menggunakan masker setelah ada pembagian masker oleh para relawan.

Menurut Hashfi, jika relawan melakukan sosialisasi sambil membagi-bagikan masker, sambutan masyarakat lebih antusias.

Masker yang dibagikan merupakan inisiatif dari para relawan.

"Memang itu inisiatif kami mengadakan masker. Yang semula masyarakat tidak pakai, kemudian mau mendengarkan dan tergerak untuk memakai masker," kata dia. 

Baca juga: Jokowi Saksikan Penyuntikan Calon Vaksin Covid-19 ke Relawan

Hashfi mengatakan, kegiatan sosialisasi selama 31 hari ini memang bertujuan menyadarkan masyarakat untuk menerapkan kebiasaan baru.

Protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan terus disampaikan agar masyarakat sadar pentingnya memutus mata rantai penularan.

"Kenapa harus pakai masker, jaga jarak, cuci tangan? Sebab Covid-19 ini akan berhenti penyebarannya jika tak lagi ada inang (tubuh manusia yang tertular) dan ketika sudah lewat 2 pekan dari inangnya Covid-19 ini sudah tak ada," kata dia. 

"Jadi ketika kita sudah bisa hentikan penularan lewat adaptasi kebiasaan baru, ini kita akan mempercepat putus mata rantai," ujar Hashfi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com