Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI Ingatkan Jangan Sampai Terjadi 'Double Outbreak' di Indonesia

Kompas.com - 08/06/2020, 14:30 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Kesejahteraan Anggota Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Hartono Gunardi mengatakan, terdapat potensi terjadinya kejadian luar biasa ganda akibat program imunisasi untuk anak terhambat pandemi Covid-19.

"Ini sangat berisiko untuk sebabkan double outbreak. Double outbreak ini sudah kita alami kejadian pandemi (Covid-19), ditambah lagi outbreak penyakit yang penularannya bisa dicegah dengan imunisasi," ujar Hartono dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin (8/6/2020).

Hartono mencontohkan penyakit campak yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin.

Karena orangtua takut membawa anaknya menjalani suntik vaksin, anak berpotensi tertular campak.

Baca juga: Anak Terkena Campak, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Padahal, penyakit campak lebih memiliki daya tular berbahaya dibandingkan Covid-19.

"Kita takut dengan covid, tetapi sebenarnya lebih berbahaya adalah campak. Satu orang covid bisa menularkan kepada 1,5 - 3,5 orang. Tapi satu orang yang sakit campak bisa menularkan ke 18 orang," ungkap Hartono.

Kemudian, jika penderita Covid-19 batuk atau bersin, maka percikan air ludah dapat tersebar dengan jarak kira-kira dua meter.

Sementara itu, daya jangkau percikan air ludah penderita campak lebih dari enam meter.

"Jadi dia (campak) jauh lebih berbahaya dibanding Covid-19," tutur Hartono.

Contoh lainnya adalah difteri yang bisa mengganggu pernafasan anak.

Baca juga: 6 Bulan Wabah Corona, Apa Saja yang Sudah Diketahui Para Peneliti?

Pengobatan difteri, kata Hartono, berpotensi menyebabkan pendarahan hingga meninggal dunia.

Meskipun ada serum antidifteri, tetapi Indonesia hingga kini masih mengimpor serum itu.

Padahal, sebagian besar pabrik pembuat serum difteri saat ini sudah tutup.

"Sebab penyakit difteri tidak ada lagi di negara tempat pembuat sehingga tak laku dijual," ungkap Hartono.

"Jadi, jangan sampai anak-anak kita tertular difteri ataupun campak. Jangan sampai kejadian double outbreak. Caranya ya harus imunisasi bawa ke Posyandu, Puskesmas atau faskes apapun untuk melengkapi imunisasi," tambah dia.

Baca juga: Kembali Menjangkit, Kenali Bahaya dan Penanganan Difteri

Sebelumnya, Hartono mengatakan, pandemi Covid-19 menghambat program imunisasi di Indonesia.

Akibat pandemi, banyak orangtua takut membawa anaknya ke lokasi imunisasi.

"Memang situasi pandemi ini merupakan hal yang sangat menghambat imunisasi. Banyak orangtua takut membawa anaknya ke Puskesmas maupun Posyandu," ujar Hartono dalam konferensi pers di Graha BNPB, Senin.

Dirinya merasa khawatir dengan kondisi ini. Sebab, ini berpotensi menyebabkan anak dan balita rentan tertular penyakit lain yang lain yang biasanya mampu dicegah dengan pemberian vaksin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com