JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menegaskan, pihaknya akan terus memburu para tersangka kasus korupsi yang kini berstatus buron.
Firli mengatakan, KPK berkomitmen untuk menyelesaikan setiap perkara dugaan korupsi yang menumpuk di KPK.
"Kami KPK berkomitmen untuk menyelesaikan perkara korupsi yangg menjadi tunggakan termasuk para DPO yang terus kami cari," kata Firli kepada wartawan, Selasa (5/5/2020).
Hal ini disampaikan Firli menanggapi pernyataan Ketua Presidium IPW Neta S Pane yang menyebut buronan KPK, eks Sekretaris MA Nurhadi, kerap berpindah-pindah masjid.
Baca juga: Periksa Seorang Jaksa Sebagai Saksi Kasus Nurhadi, Ini yang Didalami KPK
Firli mengatakan, KPK akan menindaklanjuti setiap informasi terkait keberadaan para buronan tersebut.
"Setiap informasi yang kami terima, kami tindak lanjuti dan kami lacak dan datangi. Saya tegaskan semua info terkait dugaan keberadaan para DPO kami lacak dan kejar," ujar Firli.
Dikutip dari Antara, Ketua Presidium IPW Neta S Pane melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu, mengungkapkan Nuhardi sempat terlacak lima kali saat melakukan Shalat Duha. Namun, buronan KPK itu berhasil meloloskan diri saat hendak ditangkap.
Baca juga: KPK Tetap Buru Harun Masiku dan Nurhadi di Tengah Pandemi Corona
Sumber IPW menyebutkan, KPK dibantu Polri terus berupaya menangkap Nurhadi. Ia mengatakan Nurhadi selalu berpindah-pindah masjid saat melakukan Shalat Duha.
"Setidaknya sudah ada lima masjid yang terus dipantau. Sumber itu optimistis Nurhadi bakal segera tertangkap. IPW berharap Nurhadi bisa tertangkap menjelang Lebaran, sehingga bisa menjadi hadiah Idul Fitri dari KPK buat masyarakat," ujar Neta.
Selain itu, IPW juga menyinggung soal keberadaan mantan caleg PDIP Harun Masiku yang juga telah dimasukkan dalam DPO sejak 17 Januari 2020.
Harun merupakan tersangka kasus suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019-2024.
"Sumber IPW mengatakan anggota Partai Demokrat yang hengkang ke PDIP itu sama sekali tidak terlacak. Harun seperti ditelan bumi, Harun terakhir terlacak saat Menkumham (Yasonna Laoly) mengatakan yang bersangkutan berada di luar negeri, padahal KPK mendapat informasi Harun berada di Jakarta, tetapi sejak itu Harun hilang bagai ditelan bumi," ujarnya pula.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.