JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membacakan selawat setelah kembali diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (27/11/1019).
Imam mengatakan, ia membaca selawat karena sedang dalam suasana bulan Maulid memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
"Ini suasana bulan Maulid maka umat Islam harus memperbanyak selawat, salah satunya selawat ashygil," kata Imam di hadapan wartawan.
Imam kemudian membacakan kalimat selawat ashygil tersebut. Setelah itu, ia kembali berbicara dan mengungkit soal takdir.
Baca juga: Mantan Menpora Imam Nahrawi Kembali Diperiksa KPK
"Setiap manusia akan menghadapi takdirnya dan Allah itu maha baik, takdirnya tidak pernah salah. Jadi itu hikmah Bulan Maulid," kata Imam.
Selain membacakan selawat, Imam juga menunjukkan buku catatan bertuliskan "Allah Maha Baik, Taqdirnya Tak Pernah Salah".
Buku itu juga bertuliskan dua tanggal yaitu 27 November 2019 dan 27 September 2019. Diketahui, 27 September 2019 merupakan hari di mana Imam ditahan KPK.
Namun, Imam tidak menjawab apa maksud dari pesan yang tertulis dalam buku catatan tersebut. Ia juga tidak menjawab pertanyaan awak media terkait perkembangan kasusnya.
Diketahui, Imam dan asisten pribadinya, Miftahul Ulum telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait dana hibah KONI dari Kemenpora Tahun Anggaran 2018.
Baca juga: Usai Diperiksa KPK, Imam Nahrawi: Doakan Indonesia di SEA Games
Imam diduga menerima suap melalui staf pribadinya Miftahul Ulum sebesar Rp 14,7 miliar selama rentang waktu 2014-2018.
Selain itu, dalam rentang waktu 2016-2018, Imam juga diduga meminta uang senilai Rp 11,8 miliar.
Total penerimaan Rp 26,5 miliar tersebut diduga merupakan commitment fee atas pengurusan proposal hibah yang diajukan KONI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.