Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agus Rahardjo Sebut Stigma Taliban Rusak Kredibilitas KPK

Kompas.com - 04/11/2019, 18:12 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo mengatakan, stigma adanya taliban merusak kredibilitas lembaga antirasuah itu. Agus ingin stigma tersebut bisa dihilangkan dari KPK.

Hal ini disampaikannya saat memberikan pengantar dalam diskusi Bersama Kepala BNPT Komjen (Pol) Suhardi Alius di Gedung Penunjang KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (4/11/2019).

"Stigma taliban terhadap KPK itu merusak kredibilitas kita. Kita harus memahami mengapa bisa ada stigma seperti itu. Karena ini melemahkan saat KPK sedang berjuang mendapatkan eksistensinya. Hal ini perlu mendapat perhatian," katanya.

Baca juga: Ketika Yasonna Nyaris Salah Masuk Mobil Saat Ditanya Perppu KPK

Agus berharap, adanya diskusi dapat memberikan rujukan kepada pejabat struktural dan internal di KPK soal bagaimana bertindak benar dan meluruskan isu radikalisme.

Menurut Agus, dirinya dan pimpinan KPK lain sebenarnya bersikap tegas atas isu ini. Dia menyebut jika ada indikasi terpapar radikalisme, maka sebaiknya bisa diambil tindakan tegas seperti penangkapan.

"Mudah-mudahan dengan ini kami bisa bertindak lurus. Kami sangat berharap, pemahaman kita soal radikalisme bisa benar-benar terbuka," tambah Agus.

Baca juga: Agus Rahardjo Sebut KPK dalam Bahaya

Sebelumnya, Analis media sosial dan digital dari Universitas Islam Indonesia (UII), Ismail Fahmi, menyampaikan, ada propaganda isu terkait radikalisme yang menyerang KPK di media sosial selama rencana revisi Undang-Undang tentang KPK bergulir.

Ismail menyebutkan, KPK secara sistematis diserang melalui isu itu dari 7 September hingga 13 September 2019.

"Isu radikalisme, yakni isu Taliban ini sering dan sukses dipakai oleh buzzer yang bertujuan agar publik ragu terhadap KPK dan menyetujui agar revisi disahkan dan berharap capim terpilih bisa membersihkan isu itu," ujar Ismail dalam diskusi bertajuk "Membaca Strategi Pelemahan KPK: Siapa yang Bermain?" di ITS Tower, Jakarta, Rabu (18/9/2019) lalu.

Kompas TV Pertemuan antara Wakil Presiden, Jusuf Kalla dan pemimpin Taliban pekan lalu dinilai positif oleh pengamat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Indonesia bahkan disebut berpeluang menjadi mediator perdamaian di Afganistan. Pengamat timur tengah dan negara negara Islam Universitas Gadjah Mada menyatakan pertemuan antara Jusuf Kalla dan pemimpin Taliban bisa menjadi harapan bagi upaya perdamaian Afghanistan. Indonesia dipercaya bisa melakukan pendekatan ke semua pihak yang bertikai termasuk Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia juga bisa melibatkan ormas keagamaan seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang bisa diterima warga Afganistan. Sabtu (27/7/2019) pekan lalu Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima kunjungan pemimpin taliban di ruamh dinasnya di Jakarta Pusat. Pertemuan juga ikut dihadiri Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. JK menyatakan Indonesia selalu menjaga komunikasi dengan semua pihak yang terlibat dalam proses perdamaian di Afganistan. Termasuk dengan pemerintah Afganistan dan Taliban. Komunikasi dibangun untuk menjaga kepercayaan semua pihak sehingga proses perdamaian dapat berjala. #Afganistan #Taliban #JusufKalla
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com