JAKARTA, KOMPAS.com — Polri belum berencana menarik pasukan dari wilayah Papua dan Papua Barat.
"Belum. Kami sedang melakukan dialog, upaya-upaya sosialisasi," tutur Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).
Iqbal menuturkan, saat ini terdapat total 6.000 personel gabungan TNI-Polri yang berada di tanah Papua untuk menjaga keamanan wilayah tersebut.
Baca juga: Ditanya Kapan Tarik Pasukan TNI-Polri di Papua, Ini Kata Wiranto
Bahkan, tak tertutup kemungkinan aparat keamanan akan ditambah tergantung situasi di lapangan nantinya.
"Kalau situasi menghendaki, kami tambah," ujar dia.
Namun, ia mengungkapkan bahwa situasi di Papua dan Papua Barat sudah mulai kondusif sejak Minggu (1/9/2019).
Baca juga: Doa Istri Pasukan Brimob yang Dikirim ke Papua: Semoga Cepat Pulang dengan Selamat...
Namun, untuk menjamin keamanan di wilayah tersebut, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan berkantor di Papua selama sekitar seminggu.
Iqbal mengatakan keduanya direncanakan berangkat Senin sore nanti.
"Untuk melakukan beberapa pengendalian dan dialog dengan beberapa tokoh yang dianggap sangat penting. Tujuannya untuk menjamin keamanan agar situasi kembali sangat kondusif walau saat ini relatif kondusif," ujar Iqbal.
Baca juga: 7 Fakta Baru Kerusuhan Jayapura, Pasukan Marinir Datang hingga Polisi Buru Provokator
Sebelumnya, Kamis (29/8/2019), ribuan warga di Jayapura menggelar aksi unjuk rasa memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Aksi unjuk rasa berujung anarkistis.
Massa membakar ruko, perkantoran pemerintah, kendaraan roda dua dan roda empat, serta merusak fasilitas lain. Kondisi itu membuat aktivitas di Kota Jayapura lumpuh total.
Selain itu, terjadi pula kontak tembak antara aparat dan massa yang berunjuk rasa di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019). Peristiwa itu menyebabkan seorang personel TNI gugur dan dua warga sipil meninggal dunia.