Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Belum Berencana Tarik Pasukan dari Papua dan Papua Barat

Kompas.com - 02/09/2019, 12:22 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Polri belum berencana menarik pasukan dari wilayah Papua dan Papua Barat.

"Belum. Kami sedang melakukan dialog, upaya-upaya sosialisasi," tutur Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).

Iqbal menuturkan, saat ini terdapat total 6.000 personel gabungan TNI-Polri yang berada di tanah Papua untuk menjaga keamanan wilayah tersebut.

Baca juga: Ditanya Kapan Tarik Pasukan TNI-Polri di Papua, Ini Kata Wiranto

Bahkan, tak tertutup kemungkinan aparat keamanan akan ditambah tergantung situasi di lapangan nantinya.

"Kalau situasi menghendaki, kami tambah," ujar dia.

Namun, ia mengungkapkan bahwa situasi di Papua dan Papua Barat sudah mulai kondusif sejak Minggu (1/9/2019).

Baca juga: Doa Istri Pasukan Brimob yang Dikirim ke Papua: Semoga Cepat Pulang dengan Selamat...

Namun, untuk menjamin keamanan di wilayah tersebut, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan berkantor di Papua selama sekitar seminggu.

Iqbal mengatakan keduanya direncanakan berangkat Senin sore nanti.

"Untuk melakukan beberapa pengendalian dan dialog dengan beberapa tokoh yang dianggap sangat penting. Tujuannya untuk menjamin keamanan agar situasi kembali sangat kondusif  walau saat ini relatif kondusif," ujar Iqbal.

Baca juga: 7 Fakta Baru Kerusuhan Jayapura, Pasukan Marinir Datang hingga Polisi Buru Provokator

Sebelumnya, Kamis (29/8/2019), ribuan warga di Jayapura menggelar aksi unjuk rasa memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Aksi unjuk rasa berujung anarkistis.

Massa membakar ruko, perkantoran pemerintah, kendaraan roda dua dan roda empat, serta merusak fasilitas lain. Kondisi itu membuat aktivitas di Kota Jayapura lumpuh total.

Selain itu, terjadi pula kontak tembak antara aparat dan massa yang berunjuk rasa di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019). Peristiwa itu menyebabkan seorang personel TNI gugur dan dua warga sipil meninggal dunia.

Kompas TV Pasca kerusuhan di Papua dan Papua Barat Kodam XIV Hasanuddin, Makassar mengirimkan logisitk 50 ton beras serta 10 truk. Menurut rencana logistik untuk warga Papua dan pasukan TNI akan diangkut dengan KRI Soeharso. Pengecekan perlengkapan personel yang membawa logistik 50 ton beras menuju Papua dilakukan di halaman kantor pembekalan angkutan Kodam XIV Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan Minggu (1/9/2019) malam. Selama 15 hari, 10 personel akan berada di Jayapura. Beras itu nantinya akan dibagikan bagi warga papua serta personel TNI yang tengah bertugas mengamankan situasi di sejumlah distrik yang berada di Papua dan Papua Barat. Bantuan beras akan dibawa dengan KRI Soeharso melalui Pelabuhan Makassar menuju Pelabuhan Jayapura. #Logistik #Papua #Beras
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com