Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Menggiring Opini oleh Antam Novambar, Ini Kata KPK

Kompas.com - 28/08/2019, 05:24 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menyatakan, secara kelembagaan, KPK, Polri, Kejaksaan Agung dan lembaga penegak hukum lainnya memiliki hubungan yang baik.

Febri menanggapi pernyataan Wakabareskrim Polri Antam Novambar yang menyebut KPK terkesan menggunakan penggiringan opini bahwa kehadiran polisi di KPK untuk memperlemah lembaga antirasuah itu.

Pernyataan Antam itu disampaikan saat ia ikut wawancara dan uji publik calon pimpinan KPK.

"Dan di KPK ini juga banyak ya pegawai-pegawai mulai dari pimpinan sampai dengan pegawai di KPK yang berasal dari institusi lain. Termasuk di antaranya dari Polri misalnya dari sekitar 135 penyidik KPK itu sekitar lebih dari 60 di antaranya itu berasal dari Polri," kata Febri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Baca juga: Polisi Dianggap Lemahkan KPK, Antam Novambar: Itu Opini, Rumor..

Dan para penyidik KPK dari Polri itu, lanjut Febri, bekerja sama dengan pegawai KPK, penyidik independen KPK dan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) di KPK.

"Jadi semuanya sebenarnya berjalan dengan baik. Yang jadi persoalan bukan soal dari mana institusi asal pimpinan atau pegawai KPK, yang jadi concern KPK adalah apakah mereka adalah orang-orang yang berintegritas atau tidak? Jadi bukan soal dari mana itu asalnya," ungkap Febri.

Ia mengingatkan, kerja sama erat KPK, Polri, Kejaksaan Agung dalam pemberantasan korupsi merupakan hal strategis yang patut dijaga.

Baca juga: Uji Publik Capim KPK, Antam Novambar Klarifikasi Tudingan Intimidasi Penyidik

Sebelumnya dalam wawancara dan uji publik Capim KPK, Antam menegaskan bahwa dirinya tidak setuju dengan adanya anggapan polisi memperlemah KPK.

"KPK saat ini menggunakan penggiringan opini bahwa selalu polisi datang untuk memperlemah," terang dia di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (27/8/2019).

Antam menilai persepsi kehadiran Polisi untuk memperlemah KPK tersebut hanya rumor dan opini belaka. Ia pun ingin masuk ke KPK untuk mengubah lembaga antirasuah tersebut.

Baca juga: Antam Novambar: KPK Tidak Berhasil...

"Banyak dugaan bahwa kehadiran polisi di KPK adalah untuk memperlemah KPK. Apa tanggapan Bapak?" tanya anggota pansel Hamdi Muluk.

"Ini opini, rumor selalu disampaikan. Jadi seolah-olah KPK merasa kalau pihak lain masuk, memperlemah. Inginnya mereka, saya boleh juga merumor. KPK sudah di zona nyaman saat ini. Mereka takut, sanksi, gelisah kalau ada yang lain untu mengubah. Saya niat ke sana untuk mengubah," jawab Antam.

Kompas TV Pansel capim KPK menggelar tes wawancara dan uji public sebagai tes akhir kepada 20 nama capim KPK sebelum kembali mengerucut menjadi 10 nama. Tes wawancara dan uji publik berlangsung selama 3 hari sejak hari ini (27/8). Di hari pertama, ada 7 capim yang menjalankan tes wawancara dan uji public.<br /> <br /> Ketujuh capim KPK diberikan waktu 1 jam untuk memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan 11 panelis yang terdiri dari 9 orang pansel KPK dan dua orang pakar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com