Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antam Novambar: KPK Tidak Berhasil...

Kompas.com - 27/08/2019, 11:57 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Irjen (Pol) Antam Novambar ditanya mengenai ego sektoral oleh anggota Panitia Seleksi capim KPK Mualimin Abdi saat wawancara dan uji publik di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Mengawali pertanyaan itu, Mualimin merujuk pada pemaparan Wakil Ketua KPK petahana Alexander Marwata sebelumnya yang menyebut bahwa saat ini KPK memerlukan tiga hal.

Pertama, melunturkan ego sektoral agar koordinasi antara penegak hukum yakni polri, jaksa dengan KPK berjalan baik.

Kedua, pimpinan KPK memiliki kualifikasi mumpuni dan ketiga, peningkatan sumber daya manusia (SDM).

"Dari tiga masalah tersebut, kalau Bapak masuk, apa yang akan dilakukan?" tanya Mualimin.

Baca juga: Polisi Dianggap Lemahkan KPK, Antam Novambar: Itu Opini, Rumor..

Antam memulai jawabannya dengan mengakui bahwa belum adanya harmonisasi yang baik di antara lembaga penegak hukum, Polri, kejaksaan dan KPK.

Kemudian, ia menyoroti KPK yang semestinya menjadi pelecut bagi lembaga penegak hukum lainnya dalam hal pemberantasan tindak pidana korupsi.

"Bentuk adanya ego sektoral di masing-masing lembaga. Jadi yang kami rasa sebetulnya, seharusnya KPK menjadi trigger machine seperti di awal pembentukannya," jawab Antam.

Bahkan, sepak terjang KPK selama ini memunculkan persepsi bahwa polisi dan jaksa tidak sanggup untuk memberantas korupsi.

Baca juga: Uji Publik Capim KPK, Antam Novambar Klarifikasi Tudingan Intimidasi Penyidik

Karena saat ini KPK seolah-olah berjalan sendiri, pria yang saat ini masih menjabat Wakil Kepala Bareskrim itu pun menyebut, KPK gagal mendorong pemberantasan tindak pidana korupsi dilakukan secara masif di Indonesia.

"Saya rasa, sekarang KPK jalan sendiri, kami (polri dan kejaksaan) ditinggal. Niat atau tujuan utama sudah melenceng. Berarti KPK tidak berhasil," ujar Antam.

"Harusnya menurut saya, KPK ditinjau kembali kalau apa yang dilakukan KPK sebagai trigger machine sehingga bisa meningkatkan polisi dan jaksa dalam memebrantas korupsi. Saat ini tidak," lanjut dia.

Baca juga: 7 Capim KPK Hadapi Tes Wawancara dan Uji Publik Hari Ini

Apabila terpilih menjadi salah satu komisioner KPK, Antam berkomitmen untuk merangkul Polri dan kejaksaan agar bersama-sama mendorong pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia. 

"Ke depan, kami berharap, kalau saya ada di sana, harus merangkul bersama-sama memberantas korupsi. Tidak bisa sendiri-sendiri," kata dia.

Antam juga sangat percaya diri bahwa pengalaman yang dimilikinya di bidang penegakan hukum membuatnya bisa memberantas korupsi dengan melibatkan lembaga lain.

 

Kompas TV Koalisi masyarakat sipil mendesak KPK menjelaskan perkembangan pelaporan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan mantan deputi penindakan Irjen Firli dan deputi pencegahan Pahala Nainggolan. Desakan dilakukan dengan menyerahkan surat besar dan juga raket tenis ke KPK. Di tengah polemik 20 capim KPK koalisi masyarakat sipil mendesak KPK untuk mejelaskan terkait dugaan kode etik yang dilakukan oleh dua pejabat KPK. Salah satu yang dilaporkan Irjen Firli saat ini lolos 20 besar seleksi capim KPK. Menurut pegiat anti korupsi Wana Alamsyah sejak Oktober 2018 hingga kini belum ada kejelasan pelaporan kode etik tersebut. Maka dari itu surat besar dan juga raket tenis diserahkan untuk mendesak KPK segera menjelaskan kepada publik. #KPK #Deputi #PelanggaranEtik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com