Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkumham Resmikan Lapas Khusus Karanganyar untuk Napi Berisiko Tinggi

Kompas.com - 23/08/2019, 15:40 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Yasonna Laoly meresmikan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas IIA Karanganyar, Nusakambangan, Jawa Tengah.

Lapas ini ditujukan bagi narapidana kasus terorisme dan narkoba berisiko tinggi. Letaknya 25 kilometer dari Dermaga Sodong. 

“Lapas khusus Karanganyar adalah sebuah pembaruan dalam upaya penanganan narapidana risiko tinggi di Indonesia. Hal ini sejalan dengan konsep revitalisasi penyelenggaraan pemasyarakatan di mana narapidana ditempatkan berdasarkan jenis dan tingkat risikonya,” ujar Yasonna dalam siaran pers yang diterima wartawan, Jumat (23/8/2019).

Baca juga: Menkumham Sebut Sebagian Napi di Lapas Sorong Sudah Ditangkap Lagi

Yasonna berharap, pembangunan Lapas Khusus Karanganyar bisa menjadi jawaban dalam peningkatan kualitas praktik penyelenggaraan pemasyarakatan.

“Ini bukti keseriusan pemerintah. Kami tidak pernah kendor sedikit pun untuk mewujudkan komitmen dan upaya meningkatkan kualitas penegakan hukum di Indonesia," kata dia. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami mengatakan, lapas ini memiliki sejumlah teknologi keamanan canggih dan terlengkap di Indonesia.

Ia mencontohkan, penggunaan CCTV dengan fitur pengenal wajah, automatic door lock, ruang kontrol yang beroperasi selama 24 jam, pengacak sinyal, pagar kejut, hingga perekam suara di setiap kamar hunian.

“Tidak hanya fokus pada pemanfaatan teknologi saja, petugas pemasyarakatan juga merupakan para petugas pemasyarakatan khusus yang terlatih dan memiliki kompetensi serta kemampuan sesuai standar yang telah ditetapkan melalui tahapan seleksi dan penilaian oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,” kata Sri Puguh.

Baca juga: Kronologi Pembakaran Lapas Sorong dan Kaburnya 258 Napi...

Menurut Sri Puguh, lapas ini masuk dalam kategori super maximum yang sengaja dibangun di daerah perbukitan demi memperkuat sistem keamanan.

Lapas yang dibangun di areal 30 hektar dengan luas bangunan 25 hektar ini terdiri dari 7 blok hunian berkapasitas 712 narapidana risiko tinggi dengan sistem satu orang satu sel.

Lapas yang dibangun sejak 2016 ini juga memiliki 3 menara pengawas secara keseluruhan.

Penerapan keamanan berlapis dilengkapi pula dengan kanal air selebar 6 meter dengan kedalaman bervariasi dari 4 sampai 12 meter.

Adapun pasokan energi lapas ini memanfaatkan tenaga air, angin, dan surya untuk menjaga operasional. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com