JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan menyebut tim gabungan yang dibentuk Polri guna mengungkap kasus penyerangan terhadap dia tidak memberi hasil signifikan setelah enam bulan berjalan.
Novel mengaku, sejak awal ia sudah pesimistis bahwa tim bentukan Polri tersebut mampu mengungkap kasus penyerangan terhadap dia.
"Tanggapan saya masih sama sebagaimana sata menanggapi saat awal pembentukan tim gabungan ini, yaitu saya pesimis tim ini akan berjalan efektif. Rasanya tidak ada hasil yang signifikan atas kerja tim ini," kata Novel kepada Kompas.com, Senin (8/7/2019).
Baca juga: Waktu Habis, Tim Bentukan Kapolri untuk Ungkap Kasus Novel Dinilai Gagal
Novel mengatakan, dirinya sejak awal berharap Presiden membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang independen supaya berjalan lebih efektif dalam mengungkap kasus serta menghentikan teror kepada para penyidik KPK.
"Bukankah serangan ini tidak hanya terjadi pada diri saya tetapi banyak orang KPK yang menjadi korban teror dalam melaksanakan tugas. Sehingga hal itu haruslah diungkap atau minimal dihentikan," ujar Novel.
Baca juga: Novel Baswedan Kecewa Tidak Ada Perkembangan Kasusnya
Novel mengatakan, pembentukan TGPF yang independen merupakan hal krusial karena pemberantasan korupsi adalah hal penting bagi kepentingan bangsa dan negara.
"Negara tidak boleh kalah dari penjahat-penjahat yang berlaku sebaliknya," ucap Novel.
Diketahui, masa tugas Tim Gabungan bentukan Polri telah berakhir pada Minggu (7/7/2019) kemarin. Anggota Koalisi Masyrakat Sipil Antikorupsi Wana Alamsyah menilai, tim tersebut gagal mengungkap kasus Novel.
Baca juga: Ditanya soal Berakhirnya Tim Gabungan Kasus Novel, Kapolri Bilang Tanya Kadiv Humas
"Hingga batas waktu yang telah ditentukan, tim tidak dapat mengungkap satu pun aktor yang bertanggung jawab atas cacatnya mata kiri Novel," ujar Wana.
Sementara itu, anggota Tim Gabungan, Hendardi mengatakan, pihaknya akan menyerahkan hasil kerja mereka kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian pada pekan ini.