Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Nasir: Kekerasan dan Teror Bukan Bagian Ajaran Islam

Kompas.com - 05/06/2019, 15:11 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

SEMARANG, KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengingatkan bahwa kekerasan, anarkisme, menebar ketakutan, dan menebar teror bukanlah bagian dari ajaran Islam.

"Muslim sejati adalah orang yang selalu menebar kasih sayang," kata Nasir dalam khutbah shalat Idul Fitri 1440 Hijriah di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang, Rabu (5/6/2019), seperti dikutip Antara.

Umat Muslim, kata dia, semestinya juga selalu hati-hati dan berpikir seribu kali dalam berucap dan berbuat sehingga tak ada yang menyakiti, melukai, serta menciderai hati dan fisik orang lain.

Nasir mengajak umat Muslim untuk meneladani Nabi Muhammad SAW yang memiliki kepribadian memesona, akhlak luhur dan mulia yang menjadi salah satu faktor kesuksesan dakwahnya.

"Semua orang merasa senang dan damai berada di sisi-Nya atau di majelis-Nya. Beliau adalah penebar kasih sayang dan kedamaian," katanya.

Pluralitas, kata dia, harus diterima karena Allah SWT sengaja menciptakan keberagaman agar manusia saling menghormati dan menghargai, dan inklusivitas menjadi keharusan.

Seraya mengutip Al Quran Surat Al Hujurat: 13, Nasir menyebutkan bahwa menjadi Muslim yang seutuhnya maka secara aksiomatis juga menjadi seorang nasionalis dan pluralis seutuhnya.

Kebhinnekaan Indonesia, lanjut dia, merupakan keajaiban dunia yang selama ini telah dirawat dengan susah payah sehingga tidak sepatutnya dikoyak-koyak oleh kekerasan verbal dan tindakan radikal atau anarkistis.

Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang itu menyebutkan setidaknya ada enam prinsip yang selalu diajarkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya untuk membangun Islam yang rahmatan lil alamin.

Pertama, "at-tawassuth" atau sikap di tengah-tengah, moderat, dalam bidang akidah, syariah, dan akhlak yang mengharuskan umat Islam menjadi panutan atau ukuran penilaian atas sikap dan perbuatan.

Kedua, "at-tawazun" atau seimbang dalam segala hal. Ketiga "al-i'tidal", yakni tegak lurus atau adil karena Islam datang untuk menyamakan kedudukan manusia dalam peradilan dan hukum.

"Keempat, tasamuh atau toleransi. Menghargai perbedaan dan menghormati orang yang memiliki prinsip hidup tidak sama. Namun, bukan berarti mengakui atau meneguhkan keyakinan yang berbeda itu," katanya.

Prinsip kelima, ta'awun, yaitu tolong menolong, dan keenam adalah akhlak mulia dalam berinteraksi dengan orang-orang yang sejalan dan berselisih.

Sebelum mengakhiri khutbahnya yang mengangkat tema "Islam Rahmatan lil Alamin dan Kualitas Sumber Daya Manusia", ia kembali mengingatkan umat untuk mewaspadai tumbuhnya sikap radikalisme yang memaksakan kehendak dengan cara kekerasan.

Islam, tegas Nasir, merupakan agama damai yang memiliki karakter antikekerasan dan antikerusakan, termasuk pula dalam dakwahnya yang mengajak dengan hikmah dan nasihat yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com