Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulkan Pembentukan Pansus Usut Petugas KPPS Meninggal, DPR Dinilai Tak Sensitif

Kompas.com - 18/05/2019, 15:41 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menyoroti sensitivitas anggota DPR RI terhadap para petugas penyelenggara dan pengamanan Pemilu 2019 yang meninggal dunia.

Menurut dia, anggota DPR tak sensitif karena telah mewacanakan pembentukan Pansus Hak Angket merespons banyaknya petugas pemilu yang meninggal dunia. Padahal, kasus ini juga tengah ditelisik oleh institusi berwenang.

"Ini kelemahan DPR, lembaga yang sudah bikin huru-hara duluan dengan Pansus dan hak angketnya. Memang sensitivitas mereka terhadap korban ini kurang. Saat korban masih belum tentu akan berakhir, mereka sudah buru-buru membawanya ke ranah politik," ujar Lucius dalam acara diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/5/2019).

Baca juga: Fraksi Partai Golkar Tolak Pembentukan Pansus Pemilu 2019

 

Lucius mengatakan, seharusnya wakil rakyat menempatkan kejadian itu pada duduk persoalannya.

Ia menilai, lembaga penyelenggara pemilu paling berwenang menindaklanjuti kasus ini karena mereka adalah bagian dari penyelenggara pemungutan suara serta waktu meninggalnya terjadi saat tahapan pemilu.

DPR seharusnya mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) untuk mengevaluasi mekanisme perekrutan petugas panitia pemungutan suara atau memberikan jaminan bagi mereka yang jatuh sakit.

Lucius berpendapat, wacana pembentukan Pansus dan pengguliran hak angket tentang Pemilu 2019 hanya akan memperkeruh situasi politik Tanah Air, tanpa solusi.

Baca juga: Demokrat Belum Tentukan Sikap Terkait Usul Pembentukan Pansus Pemilu 2019

"Jadi kenapa persoalan ini harus dibatasi diurus ke penyelenggara pemilu saja? Ya karena ketika keluar dari tiga lembaga yang diperintahkan undang-undang, akan muncul banyak sekali sudut pandang yang bikin kacau balau," lanjut Lucius.

Diberitakan, usul soal penggunaan hak angket dan pembentukan pansus terkait penyelenggaraan Pemilu serentak 2019 muncul padaRapat Paripurna ke-16 Masa Persidangan IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Usul muncul dari anggota Fraksi PKS, Ledia Hanifa.

Ledia menilai bahwa DPR perlu mengevaluasi secara menyeluruh penyelenggaraan pemilu. Sebab, hingga saat ini tercatat 500-an anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Panitia Pengawas Pemilu meninggal dunia.

Bambang Haryo Soekartono dari Fraksi Partai Gerindra menyatakan setuju dengan usul yang disampaikan oleh PKS itu.

Namun Fraksi PAN dan Fraksi Demokrat memilih tidak bersuara soal usul tersebut. Padahal Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dan anggota Fraksi PAN, Ali Taher, hadir dalam rapat paripurna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com