Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Internal, Manuver Kubu Prabowo-Sandi Cegah Opini Kalah dari Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 09/04/2019, 11:33 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN) menepis opini sebagian masyarakat bahwa elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga kalah dari rivalnya, pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

BPN menilai, opini itu muncul akibat hasil survei sejumlah lembaga yang selalu menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf unggul atas Prabowo-Sandiaga.

Sementara, BPN mengklaim berbagai hasil survei itu bertolakbelakang dengan kenyataan.

Baca juga: Survei Internal BPN: Prabowo-Sandiaga 62 Persen, Jokowi-Maruf 38 Persen

Hasil survei versi BPN, elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga berada di angka 62 persen. Sedangkan, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf hanya sebesar 38 persen.

Data itu dipaparkan Direktur Kampanye BPN Sugiono saat bertemu dengan sejumlah wartawan dari media nasional dan internasional, di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2019).

Berdasarkan data tersebut, menurut survei BPN, tidak ada responden yang tidak menjawab atau merahasiakan jawaban.

Baca juga: Fadli Zon: Survei Kami, Prabowo Sudah Menang

Survei tersebut diklaim dilakukan pekan lalu atau sekitar akhir Maret hingga awal April 2019 di 34 provinsi.

Sebanyak 1.440 responden dengan berbagai latar belakang terlibat dalam survei.

Sugiono mengatakan, metodologi yang digunakan tidak jauh berbeda dengan lembaga survei lain, yakni multistage random sampling.

Namun, ia tidak memaparkan data survei secara detail. Misalnya mengenai margin of error, dan lainnya.

Sugiono menegaskan, selama ini pihaknya tidak merilis hasil survei internal sebab survei tersebut awalnya dibuat untuk mengevaluasi kinerja tim kampanye Prabowo-Sandiaga.

Selain itu, hasil survei internal juga dilakukan sebagai alat ukur untuk melihat sejauh mana elektabilitas Prabowo-Sandiaga pasca-debat pilpres.

"Sebenarnya ini untuk tujuan internal mengevaluasi tim internal. Untuk melihat bagaimana posisi kita setelah debat capres. Itulah kenapa kami tidak pernah merilis hasil survei internal kami," tutur Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Baca juga: TKN Jokowi-Maruf: Tiap BPN Rilis Survei Internal, Kami Senyum-senyum Saja

Menurut dia, sebagian besar masyarakat menginginkan perubahan. Hal itu terlihat dari banyaknya pendukung yang hadir saat kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

"Itu adalah momentum masyarakat meninginkan perubahan, tidak mau dicurangi. Mereka mau kepemimpinan (nasional) yang baru," ujar Sugiono.

Semangat atas perubahan, lanjut Sugiono, juga terlihat dari antusiasme masyarakat saat menghadiri kampanye Prabowo-Sandiaga di berbagai daerah.

Masyarakat berbondong-bondong datang ke acara kampanye meski tidak diiming-imingi uang.

Bahkan, kata Sugiono, masyarakat yang justru memberikan uang ke Prabowo saat berkampanye.

"Banyak masyarakat yang bersorak 'Indonesia Menang, 'Selamatkan Indonesia' dan beberapa memberikan uang ke Prabowo," tutur Sugiono.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com