Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Senang Kubu Prabowo-Sandiaga Juga Narasikan "Putihkan TPS", Ini Alasannya...

Kompas.com - 08/04/2019, 20:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo tidak terlalu khawatir dengan narasi sang rival, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang ikut mencetuskan "putihkan TPS" pada 17 April 2019.

Justru, Jokowi menyebut, apabila pendukungnya dan pendukung Prabowo- Sandiaga sama-sama mengenakan baju putih pada hari pencoblosan, maka itu dapat dimaknai sebagai kekompakan dan kerukunan.

"Sana putih, sini putih, ya enggak apa-apa. Berarti di TPS kan putih semuanya, itu rukun, malah jadi bersatu. Kan bagus," ujar Jokowi di sela kampanye terbuka di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (8/4/2019).

Baca juga: Jokowi: Ajak Mereka Berbaju Putih karena yang Akan Dicoblos Bajunya Putih

Oleh sebab itu, Jokowi meminta seluruh pihak tak terlalu mempersoalkan narasi "putihkan TPS" yang juga dibangun oleh kubu Prabowo-Sandiaga.

Sekali lagi, Jokowi mengatakan cita-cita seluruh elemen bangsa sejatinya adalah mewujudkan kerukunan dan persatuan di antara seluruh rakyat Indonesia yang memiliki keragaman budayanya dan agamanya.

"Yang kita semua harapkan kan memang kita ini rukun, bersatu. Karena kita adalah saudara sebangsa setanah air. Jadi, ya enggak usah mempermasalahkan yang kayak gitulah," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi Ajak Warga NTT Datangi TPS Pakai Baju Putih

Diketahui, di dalam setiap pidato di acara kampanye terbuka, capres Jokowi selalu mengimbau kepada para pendukungnya untuk menggunakan pakaian putih saat menggunakan hak suaranya di TPS, 17 April 2019.

"Karena Bapak Ibu semuanya juga akan mencoblos yang menggunakan baju putih," ujar Jokowi dalam setiap kesempatan.

Belakangan, kubu Prabowo-Sandiaga pun mencetuskan hal sama. Salah satu tokoh pendukung Prabowo-Sandiaga, Al Khaththath juga mengimbau pendukung 02 mengenakan baju putih ke TPS.

Kampanye terbuka pendukung Prabowo- Sandiaga di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (7/4/2019) kemarin, dinilai menjadi simulasi gerakan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com