Direktur Eksekutif Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Republik Indonesia itu juga menunjukkan foto-foto ekspresi masyarakat saat kampanye Prabowo di daerah.
Salah satunya, foto saat Prabowo dipeluk oleh seorang nenek saat kampanye di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Ekspresi itu berasal dari tekanan hidup yang dirasakan oleh masyarakat," ucapnya.
Merasa tak imbang
BPN menganggap, saat ini terdapat ketidakimbangan informasi di tengah masyarakat dengan banyaknya hasil survei yang dirilis berbagai lembaga.
Hampir seluruh hasil survei lembaga lain menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga lebih rendah dari Jokowi-Ma'ruf.
Baca juga: Elektabilitas Terkini Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga Menurut 7 Lembaga
"Kita merasa ada ketidakseimbangan informasi di kalangan masyarakat bahwa kita selalu dianggap di bawah. Kita tidak ingin ada informasi yang sifatnya misleading bagi khalayak," ujar Sugiono.
Menurut BPN, jika informasi yang beredar saat ini tidak diimbangi, maka masyarakat akan cenderung memercayai bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf lebih unggul dari Prabowo-Sandiaga.
Pihaknya tak ingin masyarakat menjadi tergiring dengan opini semacam itu, sementara, kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang sebaliknya.
"Kita ingin menjaga agar opini tidak tergiring seperti itu," kata Sugiono.
Respons TKN Jokowi-Ma'ruf
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menanggapi santai hasil survei internal BPN.
Wakil Ketua TKN Arsul Sani menilai, hasil survei internal BPN hanya bertujuan untuk menumbuhkan harapan dan menguntungkan pasangan calon nomor urut 02 itu.
Pihaknya meragukan hasil survei internal BPN karena kaidah-kaidah survei seperti margin of error tidak diungkap.
"Bagi kami di TKN, kami anggap itu hanyalah cara BPN satu-satunya untuk memelihara harapan jajaran 02 untuk menang. Karena survei-survei pihak ketiga manapun kan tidak ada yang menyebut 02 sudah unggul dari 01," ujar Arsul, Senin (8/4/2019).
"Jadi ya kami enggak perlu tanggapi secara serius, namanya saja orang yang sedang memberi semangat timnya," tambah dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.