Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Internal, Manuver Kubu Prabowo-Sandi Cegah Opini Kalah dari Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 09/04/2019, 11:33 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Direktur Eksekutif Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Republik Indonesia itu juga menunjukkan foto-foto ekspresi masyarakat saat kampanye Prabowo di daerah.

Salah satunya, foto saat Prabowo dipeluk oleh seorang nenek saat kampanye di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Ekspresi itu berasal dari tekanan hidup yang dirasakan oleh masyarakat," ucapnya.

Merasa tak imbang

BPN menganggap, saat ini terdapat ketidakimbangan informasi di tengah masyarakat dengan banyaknya hasil survei yang dirilis berbagai lembaga.

Hampir seluruh hasil survei lembaga lain menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga lebih rendah dari Jokowi-Ma'ruf.

Baca juga: Elektabilitas Terkini Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga Menurut 7 Lembaga

"Kita merasa ada ketidakseimbangan informasi di kalangan masyarakat bahwa kita selalu dianggap di bawah. Kita tidak ingin ada informasi yang sifatnya misleading bagi khalayak," ujar Sugiono.

Menurut BPN, jika informasi yang beredar saat ini tidak diimbangi, maka masyarakat akan cenderung memercayai bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf lebih unggul dari Prabowo-Sandiaga.

Pihaknya tak ingin masyarakat menjadi tergiring dengan opini semacam itu, sementara, kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang sebaliknya.

"Kita ingin menjaga agar opini tidak tergiring seperti itu," kata Sugiono.

Respons TKN Jokowi-Ma'ruf

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menanggapi santai hasil survei internal BPN.

Wakil Ketua TKN Arsul Sani menilai, hasil survei internal BPN hanya bertujuan untuk menumbuhkan harapan dan menguntungkan pasangan calon nomor urut 02 itu.

Pihaknya meragukan hasil survei internal BPN karena kaidah-kaidah survei seperti margin of error tidak diungkap.

"Bagi kami di TKN, kami anggap itu hanyalah cara BPN satu-satunya untuk memelihara harapan jajaran 02 untuk menang. Karena survei-survei pihak ketiga manapun kan tidak ada yang menyebut 02 sudah unggul dari 01," ujar Arsul, Senin (8/4/2019).

"Jadi ya kami enggak perlu tanggapi secara serius, namanya saja orang yang sedang memberi semangat timnya," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com