Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Prabowo Dinilai Tak Gunakan Perspektif HAM dalam Debat soal Pemerintahan

Kompas.com - 01/04/2019, 16:11 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan nomor urut 02 Prabowo Subianto dinilai tak menggunakan perspektif hak asasi manusia (HAM) dalam debat keempat Pilpres 2019 dengan tema pemerintahan.

"Sama sekali tidak menyinggung soal bagaimana prinsip HAM yang mereka jalankan di dalam itu mengenai pemerintahan yang kuat dan efektif. Itu tidak terlalu terlihat kemarin," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam diskusi di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (1/4/2019) sore.

Baca juga: Jurkam BPN Sebut Pemerintahan Jokowi Tak Siap dengan E-Government

Ia mencatat, Jokowi menekankan pentingnya penguasaan teknologi informasi dalam menunjang pemerintahan dan mempercepat pelayanan publik. Beberapa di antaranya seperti e-budget, e-procurement, e-government.

Jokowi juga berbicara soal perampingan birokrasi dengan membubarkan 23 lembaga.

Di sisi lain, kata Taufan, Prabowo menyinggung penguasaan teknologi informasi untuk memaksimalkan transparansi. Prabowo menganggap teknologi informasi bisa jadi alat efektif untuk meningkatkan rasio pajak.

Baca juga: Debat Keempat, TKN Sebut Prabowo Tak Punya Visi Pengelolaan Pemerintahan

Selain itu, Prabowo juga menawarkan kartu identitas tunggal yang bisa digunakan untuk berbagai layanan publik.

Taufan memandang semua gagasan tersebut baik. Namun, ia menyayangkan strategi implementasi prinsip HAM dalam pemerintahan tidak mereka ungkap.

"Kalau orang bicara negara demokrasi, maka salah satu alat ukurnya adalah apakah negara itu menjalankan prinsip-prinsip HAM. Kalau pemerintahan kuat tapi malah menindas rakyatnya maka prinsip dasar dari demokrasi justru hilang," ujar dia.

Baca juga: Jokowi: Diperlukan Pemerintahan Dilan, Digital Melayani

Taufan sebenarnya berharap, Jokowi dan Prabowo seharusnya menjelaskan strategi mereka untuk melindungi masyarakat itu sendiri.

"Karena dalam sistem demokrasi yang modern, negara itu dikatakan kuat manakala semua rakyat di situ terlindungi. Bukan subjektivitas dari negaranya atau pemerintahannya itu jadi ukuran. Tapi apakah rakyat yang ada di situ, itu merasa terlindungi dengan kehadiran satu pemerintahan," ujarnya.

Kompas TV Dua calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto beradu gagasan terkait wujud pemerintahan Indonesia. Dalam debat semalam yang juga menjadi perbincangan adalah Dilan. Bukan film Dilan, tetapi ungkapan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo saat membahas soal pemerintahan. Di tema yang sama calon presiden nomor urut 02 membahas soal kartu untuk masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com