Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Andi Arief, dari Aktivis 'Kiri', Anak Buah SBY, hingga Cuitan Kontroversial...

Kompas.com - 04/03/2019, 16:52 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com — Senin (4/3/2019) sore, publik dikejutkan dengan pemberitaan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief ditangkap polisi atas tuduhan memiliki dan mengonsumsi sabu.

Ia dikabarkan ditangkap penyidik Direktorat Tindak Pidana Narkotika Polri, Minggu (3/3/2019).

Andi Arief dikenal publik menekuni dunia politik sejak tingkat bawah. Dikutip dari berbagai sumber, pria kelahiran Bandar Lampung, Lampung, 20 November 1970, itu mengawali karier politik sebagai aktivis prodemokrasi pada era 1990-an.

Baca juga: Kabareskrim Benarkan Andi Arief Ditangkap Terkait Narkoba

Andi bergabung di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang dahulu beraliran sosialis. Mereka menentang kekuasaan Presiden Soeharto yang dinilai sewenang-wenang dan korup.

Di SMID, Andi sempat menjabat sebagai ketua, yakni pada 1996.

Andi dan kawan-kawan pun dinilai mengancam Orde Baru. Pada 1998, ketika gerakan Reformasi bergelora, Andi beserta sejumlah aktivis sempat menjadi korban penculikan dua bulan sebelum jatuhnya Soeharto. Namun, ia adalah salah satu yang dilepaskan.

Baca juga: Pengakuan Pihak Hotel soal Penangkapan Andi Arief terkait Narkoba

Sempat tidak termonitor aktivitas politiknya pasca-Reformasi, nama Andi muncul kembali di publik pada 2004 menjelang pemilihan umum.

Andi menempatkan diri sebagai salah satu pimpinan organisasi relawan yang menyokong elektabilitas salah satu kandidat pemilu, Susilo Bambang Yudhoyono.

Pilihan politik Andi kala itu sempat diprotes kalangan aktivis mengingat latar belakang SBY berasal dari militer dan memiliki kaitan dengan sejumlah kasus HAM masa lalu.

Baca juga: Andi Arief Ditangkap karena Narkoba, Demokrat Langsung Gelar Rapat

Setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan SBY-Jusuf Kalla sebagai pemenang Pemilu 2004, karier Andi semakin bersinar. Secara bertahap, ia diberikan sejumlah posisi, antara lain dari Komisaris PT Pos Indonesia hingga staf khusus presiden.

Kariernya di politik juga demikian pesat. Ia sampai dipercaya menjabat sebagai Wakil Sekjen Partai Demokrat hingga saat ini.

Kontroversial

Dalam dinamika Pemilu 2019 ini, Andi beberapa kali menyita perhatian publik. Ia kerap kali melontarkan pernyataan bernuansa sensasi sekaligus mengundang kontroversi di media sosial.

Contohnya, ketika Prabowo Subianto mengumumkan calon wakil presiden pendampingnya di Pilpres 2019, tepatnya Rabu (8/8/2018), Andi mengatakan, Partai Demokrat terancam batal berkoalisi dengan Partai Gerindra dan kawan-kawan.

Baca juga: Timses Jokowi Berencana Laporkan Andi Arief Terkait Twit Faksi Setan

 

Sebab, Prabowo dinilai mengakomodasi politik transaksional dalam hal menentukan cawapres sehingga kesepakatan politik dengan Demokrat yang sebelumnya sudah menjadi komitmen terancam tidak jadi dilaksanakan. Saking kesalnya, Andi menyebut Prabowo sebagai jenderal yang lebih mementingkan uang.

Bahkan, ia mengaku partainya menolak kedatangan Prabowo ke kediaman SBY pada Rabu malam.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com