Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dua Keuntungan Debat untuk Kandidat Pilpres 2019

Kompas.com - 12/01/2019, 14:15 WIB
Christoforus Ristianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat komunikasi politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, mengatakan, ada dua keuntungan debat untuk kedua pasangan calon yang berkompetisi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hal itu dikatakannya dalam diskusi"Jelang Debat Siapa Hebat" di Jakarta, Sabtu (12/1/2019). 

"Kalau dalam perspektif komunikasi politik pada konteks kepentingan kandidat, ada dua keuntungan debat. Pertama adalah manajemen kesan dan kedua memastikan ikrar dirinya sebagai seorang calon pemimpin," ujar Gun Gun.

Baca juga: Saya Khawatir Tim Gabungan Kasus Novel Hanya untuk Kepentingan Jokowi Saat Debat

Gun Gun menjelaskan, untuk sisi manajemen kesan, kandidat sejatinya bisa memberikan kesan, bukan pesan saat debat.

Sebab, dalam konteks sebuah panggung debat, apa yang disampaikan oleh kandidat akan berhubungan dengan persepsi publik.

Menurut dia, para kandidat harus berpenampilan bagus, terutama dalam konteks membujuk pemilih untuk memilih dirinya.

"Ada tiga komponen dasar untuk bisa membujuk pemilih, yaitu pada aspek kredebilitas, emosi, dan argumentasi," ujar Gun Gun.

Soal kredebilitas, lanjut dia, masyarakat akan menilai apakah yang disampaikan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga dapat dipercaya atau tidak.

Baca juga: Kubu Prabowo-Sandiaga Gelar Nobar Debat Capres 2014, Dihadiri Bidadari Indonesia

Jika pernyataan yang disampaikan meragukan, maka masyarakat tidak percaya dan akan merugikan kandidat.

"Pertarungan di debat nanti juga akan banyak aspek emosi yang kemudian akan ditampilkan kandidat," kata dia.

Di luar aspek-aspek itu, yang terpenting adalah argumentasi. Baginya, argumentasi yang disampaikan kandidat akan berpengaruh secara langsung terhadap perilaku pemilih.

"Pengaruh langsungnya adalah pada saat debat, respons dari kandidat seperti apa dan lanjutannya adalah dalam persepsi khalayak yang diperbincangkan di ruang maya," ujar Gun Gun.

Baca juga: Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan Terkesan Disiapkan untuk Debat Pilpres

Sementara itu, untuk keuntungan kedua, menurut Gun Gun, debat dijadikan sebagai panggung bagi kandidat untuk mengikrarkan bahwa dirinya adalah calon pemimpin yang tepat.

Hal itu disampaikan melalui visi dan misi serta program yang komprehensif.

"Mulai debat pertama hinggga akhir, masyarakat akan dihadapkan pada dialektika program. Sehingga kita berharap kandidat tidak hanya mengumbar janji saja, tetapi juga meyakinkan pemilih bahwa mereka memiliki kredebilitas sebagai pemimpin," kata Gun Gun.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Aturan Main Debat Pertama Pilpres 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com