Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Timses, Jokowi-Ma'ruf Akan Lanjutkan Kerja Sama dengan China

Kompas.com - 21/11/2018, 15:35 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Meutya Hafid, mengatakan, Jokowi-Ma'ruf akan melanjutkan kerja sama dengan China jika terpilih pada Pemilihan Presiden 2019.

Hal itu disampaikan Meutya dalam diskusi "Arah Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan Indonesia 2019-2024", di Kantor Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Rabu (21/11/2018).

"Pak Jokowi akan tetap melanjutkan hubungan dengan China. Meskipun di-bully juga kami setiap kalau Pak Jokowi berangkat ke China. Tapi itu akan terus dilanjutkan dalam pemerintahan Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin," kata Meutya.

Ia menyadari saat ini China sedang menjalankan ekspansi ekonomi politiknya ke berbagai penjuru dunia dengan kebijakan One Belt One Road (OBOR).

Baca juga: Timses Jokowi: Kami Paham Demokrat Gamang...

Kebijakan itu mewujud pada pembangunan infrastruktur yang menjadikan China sebagai mitra utama beberapa negara di dunia.

Namun, menurut Meutya, kerja sama dengan China harus tetap dilanjutkan karena memiliki dampak positif dalam bidang ekonomi.

Meski demikian, Meutya mengatakan, jika terpilih, pemerintahan Jokowi-Ma'ruf tetap mengedepankan politik luar negeri bebas aktif.

Oleh karena itu, untuk menghindari intervensi China dalam kebijakan ekonomi politik nasional, Jokowi juga membangun hubungan baik dengan Amerika Serikat (AS) dengan bergabung dalam Indo Pasifik yang digagas AS.

Baca juga: Timses Jokowi Setuju KPU Perpanjang Waktu Pemutakhiran DPT

Dengan demikian, kedua negara akan melihat Indonesia sebagai mitra kerja sama yang strategis, bukan objek kebijakan politik luar negeri mereka.

"Jadi OBOR juga, Indo Pasifik juga. Tidak hanya kemudian kita ikut OBOR. Bagaimana kita masuk OBOR tapi tidak digunakan China? Maka dua-duanya (OBOR dan Indo Pasifik) harus berjalan bersamaan," ujar Meutya.

"Kalau AS kan minta leading-nya AS. Indonesia oke masuk dalam Asia Pasifik tapi ASEAN harus menjadi leading-nya. Bukan kemudian kita Ikut dalam skema mereka dan menjadi bagian dari mereka. Indonesia harus leading karena kita yang punya selat, kita yang punya jalur," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com