Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PSI: 2 Mantan Presiden Beri Peringatan Keras kepada Prabowo

Kompas.com - 16/11/2018, 09:10 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekjen Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni mengingatkan, sudah ada dua mantan presiden yang memberikan teguran kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Mantan presiden yang dia maksud adalah Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Dua mantan presiden RI, Bu Mega dan Pak SBY, memberikan peringatan keras, seperti tamparan kepada Prabowo," ujar Raja melalui keterangan tertulis, Jumat (16/11/2018).

Raja mengatakan, kritikan Mega dan SBY pun hampir sama. Mega merasa tidak pernah mendengar Prabowo-Sandiaga menyampaikan programnya.

Sementara itu, melalui di akun Twitter pribadinya, SBY mengingatkan Prabowo-Sandiaga untuk fokus menyampaikan program dan rencana kebijakan lima tahun ke depan jika memenangi pilpres.

Raja yang juga merupakan wakil sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf itu mengatakan, sebaiknya Prabowo mendengarkan kritikan itu. Dia yakin kontestasi pilpres akan lebih seru jika Prabowo dan Sandiaga berkampanye dengan adu gagasan.

"Bila Pak Prabowo mau mendengar kritik dua mantan presiden kita itu, perhelatan demokrasi kita akan menarik. Sebab, program dan rencana kerja didiskusikan," ujar Raja.

"Tidak hanya retorika manipulatif yang menakut-nakuti rakyat," tambah dia.

Kritik Mega dan SBY

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbicara mengenai Prabowo saat memberikan pembekalan kepada caleg PDI-P. Presiden kelima RI itu mengaku belum pernah mendengar program yang ditawarkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Saya bilang, kenapa di pihak sana tidak juga mengatakan 'program saya adalah ini'. Saya belum pernah dengar lho apa yang akan dilakukan. Menjalankan program seperti apa saya tidak tahu," kata Megawati di Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Baca juga: Megawati Mengaku Belum Pernah Dengar Program Prabowo-Sandi

Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga meminta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno fokus untuk memaparkan kebijakan dan programnya kepada masyarakat.

Hal itu disampaikan Presiden ke-6 itu lewat akun Twitter resminya, @Sbyudhoyono, Kamis (15/11/2018).

Awalnya, SBY menanggapi pernyataan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani. Muzani sempat menyebut bahwa SBY berjanji melakukan kampanye untuk Prabowo-Sandi, namun sampai saat ini hal tersebut belum dilakukan.

"Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik & terus digoreng terpaksa saya respons *SBY*" tulis SBY.

Daripada menyalahkan pihak lain, SBY mengimbau Partai Gerindra untuk mawas diri. Sebab, mengeluarkan pernyataan politik sembrono justru akan merugikan.

Baca juga: SBY: Rakyat Ingin Dengar Kebijakan dan Program Prabowo-Sandi

SBY menegaskan, dalam pilpres, yang paling menentukan adalah sosok capres. Capres adalah "super star". Oleh karena itu, capres harus miliki narasi dan gaya kampanye yang tepat.

"Saat ini rakyat ingin dengar dari capres apa solusi, kebijakan & program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan *SBY*" sambung SBY.

"Kalau "jabaran visi-misi" itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi *SBY*" tambah dia.

Kompas TV Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon mempertanyakan realisasi janji capres Prabowo pada Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Realisasi janji Prabowo perlu dilakukan agar mesin politik Demokrat bisa maksimal dukung Prabowo-Sandiaga. Jansen mengungkapkan meskipun Demokrat mendukung Prabowo-Sandi. Namun Demokrat saat ini lebih memprioritaskan kesuksesan partai dalam Pileg 2019. Jansen meminta agar Prabowo ikut menyukseskan Demokrat dalam pileg agar janji SBY ke Prabowo juga dapat dipenuhi. Jansen enggan mengungkap janji Prabowo terhadap Demokrat dan SBY yang belum dipenuhi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggap Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Anggap Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com