Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Klaim Data Pemilih Ganda Sudah di Bawah 1 Juta

Kompas.com - 14/09/2018, 16:14 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner KPU Viryan Azis optimistis data pemilih ganda pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 sudah di bawah 1 persen atau tidak sampai 1 juta dari total 187 juta pemilih. 

"Data ganda Insyaallah sudah di bawah 1 persen. Nama pemilih yang mengalami kegandaan itu di bawah satu juta," kata Viryan di kantor KPU, Jumat (14/9/2018).

Hingga H-2 rapat pleno perbaikan DPT, Viryan menyebut, pihaknya bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan partai politik terus melakukan pencermatan terhadap data pemilih ganda.

Baca juga: Ketua DPR Minta KPU Segera Bereskan Masalah Data Pemilih Ganda

Pencermatan tersebut dilakukan dimulai dari tiap kabupaten/kota di Indonesia, dilanjutkan dengan pencermatan di provinsi.

Dari 34 provinsi di Indonesia, kata Viryan, hingga hari ini sudah ada 31 provinsi yang merampungkan rapat pleno terbuka terkait penetapan DPT hasil perbaikan.

"Pencermatan bersama penghapusan data ganda yang ditemui sudah dilakukan. Namun masih ada beberapa daerah yang melakukan (pencermatan) di hari ini terkait dengan rekomendasi yang masih diterima, atau proses pengecekan data belum selesai dilakukan," jelas Viryan.

Ia menambahkan, KPU bersama Bawaslu pusat hingga saat ini terus mengikuti perkembangan perbaikan di tiap provinsi.

Ia optimistis, pada saat rapat pleno perbaikan DPT yang digelar 16 September 2018, proses pembersihan DPT dari data pemilih ganda tuntas.

"Ini kan untuk kerja baik, kita ingin menyajikan kepada masyarakat, daftar pemilih yang bersih sehingga pemilih juga senang, dan juga senang partai politik untuk melaksanakan Pemilu 2019," kata dia.

Data pemilih ganda pertama kali diungkap oleh kubu bakal capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Baca juga: Kubu Prabowo-Sandiaga Klaim Temukan 8.1 Juta Pemilih Ganda

Kala itu, Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mustafa Kamal mengatakan, pihaknya menemukan 25 juta identitas ganda dari 137 juta pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) milik KPU.

Oleh karenanya, mereka meminta KPU menunda penetapan DPT hingga bersih dari pemilih ganda. Namun belakangan, kubu Prabowo-Sandiaga menyebut data pemilih ganda mencapai 8,1 juta. 

Kompas TV Dengan data itu pihak internal juga sudah melakukan pengecekan, dari 185 juta pemilih, pemilih ganda di bawah 1 juta, atau hanya sekitar 790 ribu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com