Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPD Sesalkan Pelemahan Rupiah Jadi Alat Politik untuk Serang Pemerintah

Kompas.com - 06/09/2018, 16:28 WIB
Ihsanuddin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Oesman Sapta meminta semua pihak tak terus-menerus menggoreng isu kenaikan dollar Amerika Serikat (AS) dan memojokkan pemerintah.

Menurut dia, kenaikan dollar AS merupakan siklus perekonomian dunia, bukan karena persoalan ekonomi dalam negeri.

Oesman mengatakan, pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan sejumlah politisi terkait kenaikan dollar AS dan turunnya nilai rupiah karena ingin menjatuhkan kredibilitas pemerintah.

Tujuannya, agar rakyat tak lagi percaya terhadap pemerintah yang dinilainya telah bekerja keras menjaga rupiah.

Baca juga: Pelemahan Rupiah Tak Separah 1998, Ini Sebabnya

“Pandangan negatif yang dialamatkan kepada pemerintah cenderung politis. Ada sasaran politik, supaya rakyat terpengaruh. Namun, saya yakin, rakyat tidak terpengaruh dengan ocehan yang tidak realistis,” ujar Oesman melalui keterangan tertulisnya, Kamis (6/9/2018).

Dia mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS karena krisis perekonomian global.

Menurut dia, sisi fundamental ekonomi dalam negeri masih sangat kuat. Oesman Sapta meminta masyarakat mengkhawatirkan melemahnya nilai tukar rupiah.

Dia yakin, masalah itu bakal segera teratasi dengan baik.

“Apa yang terjadi saat ini, bukan masalah perekonomian dalam negeri. Ini siklus ekonomi dunia. Dan kita sudah memiliki sistem yang kuat untuk melewatinya,” kata dia.

Baca juga: Anies: Jangan Khawatir, Program DP 0 Rupiah Jalan Terus

Ia mengatakan, melemahnya nilai tukar tak hanya dialami Indonesia. Bahkan, nilai tukar Turki anjlok 80 persen, Argentina 56 persen, dan Inggris 5 persen.

“Yang hebat adalah Jepang, minus dua persen. Sama dengan Meksiko. Dulu Meksiko paling jelek, sekarang bisa (bangkit). Artinya, ini disebabkan siklus ekonomi dunia,” ujar Oesman Sapta, yang biasa OSO.

OSO juga menyesalkan sikap orang-orang yang tidak memahami persoalan ekonomi tapi banyak bicara soal melemahnya nilai tukar.

“Sistem ini mau dirusak oleh pihak-pihak yang melawan pemerintah. Saya menyesalkan, pelemahan nilai tukar dijadikan ‘alat politik’ untuk memengaruhi, mengajak rakyat untuk menyalahkan pemerintah. Kalau mereka mau jujur, apa yang dilakukan pemerintah kan sudah benar,” kata senator asal Kalimantan Barat ini. 

Ia meyakini, perekonomian Indonesia akan semakin kuat setelah melewati siklus ini. 

Kompas TV Terperosoknya nilai tukar rupiah, tentu saja berdampak pada banyak sektor, salah satunya dalam sektorusaha, dan perbankan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com