Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Minta Masyarakat Tak Cemas dengan Ancaman Separatisme di Papua

Kompas.com - 02/08/2018, 14:05 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto meminta masyarakat untuk tak mengkhawatirkan ancaman gerakan-gerakan separatis di Indonesia, khususnya Papua.

Hal itu menanggapi beredarnya sebuah surat undangan deklarasi Pemerintahan Sementara Negara Republik Federal Papua Barat beberapa waktu lalu.

"Ya, lagu lama, bisa membuat surat. Itu kan sejak dulu sudah ada seperti itu. Enggak usah kita gaduhkan, enggak udah kemudian kita cemas," kata Wiranto di Kemenkopolhukam, Kamis (2/8/2018) siang.

Wiranto menilai aparat dan masyarakat pada dasarnya bisa melawan gerakan separatisme. Menurut dia, masyarakat Indonesia khususnya Papua sudah tak mudah dipengaruhi ajakan-ajakan seperti itu.

"Lawan saja, tidak begitu mudah mereka kemudian mempengaruhi orang lain seperti itu," katanya.

Wiranto juga berharap masyarakat tak perlu memberikan perhatian berlebihan atas aksi-aksi ini. Sebab, jika berlaku sebaliknya, kelompok separatis mendapat ruang yang luas untuk mencapai tujuannya.

"Surat itu kan biasa terjadi seperti itu, tetapi kita kan tahu itu merupakan bagian dari sebuah gerakan separatis, jumlahnya kecil, tapi dengan cara seperti itu, itu ingin dapat perhatian dunia," katanya.

"Tapi kita sudah jelas ya mempunyai suatu prinsip mempunyai suatu standing position yang enggak bisa diganggu gugat oleh sekolompok gerakan itu," sambungnya.

Pemerintah, kata Wiranto, sudah memiliki berbagai strategi menangani aksi seperti ini. Ia menjamin pemerintah tak akan membiarkan gerakan separatis berkembang di Indonesia. Pemerintah akan menindak tegas pihak-pihak yang mencoba menimbulkan disintegrasi.

"Enggak bisa kita biarkan, negara berdaulat seperti Indonesia ada rambu, ada undang-undangnya. Lalu seenaknya bernyanyi seakan ada negara dalam negara tidak boleh. Kita akan tindak tegas itu," kata dia.

Digagalkan polisi

Polda Papua membubarkan acara deklarasi Pemerintahan Sementara Negara Republik Federal Papua Barat di Abepura, Papua, Selasa (31/8/2018).

Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo, Polri sudah mengantongi informasi terkait rencana deklarasi tersebut sebelum membubarkannya.

"Kami sudah dapat info lebih dulu. Kami langsung datangi, kemudian spanduk-spanduk disita," kata Setyo usai meninjau kesiapan Media Center Asian Games bersama Inasgoc di Jakarta Convention Center (JCC) Rabu (1/8/2018).

Baca juga: Polri Bubarkan Deklarasi Pemerintahan Sementara Negara Republik Federal Papua Barat

Namun, Polri tak menangkap orang-orang yang diduga terlibat dalam rencana deklarasi. Menurut Setyo, polisi hanya mengamankan spanduk dan baliho acara tersebut karena cenderung memprovokasi masyarakat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com