Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunjukkan Bukti, Dokter Bimanesh Klaim Bantu KPK Sidik Novanto

Kompas.com - 04/05/2018, 20:08 WIB
Abba Gabrillin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa Bimanesh Sutardjo menunjukkan bukti berupa percakapan dirinya dengan salah satu penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Bukti itu ditunjukan kepada majelis hakim dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Dokter pada Rumah Sakit Medika Permata Hijau tersebut ingin membuktikan bahwa ia tidak pernah bekerja sama dengan Fredrich Yunadi untuk mengalangi penyidik dalam memeriksa kondisi tersangka Setya Novanto yang dirawat pada 16 November 2017 lalu.

"Saya punya bukti terjadi kerja sama saya dengan KPK. Pada 18 November, disampaikan apresasi pimpinan KPK kepada saya. Mohon izin saya sampaikan," kata Bimanesh.

Baca juga : Menurut Bimanesh, Polisi Seharusnya Tahu Kecelakaan Novanto Rekayasa

Berikut percakapan penyidik dan Bimanesh yang dibacakan oleh ketua majelis hakim, 'Dok, ini dengan Riska. Dok izin, kalau bisa prosesnya dilamain sedikit, tim yang akan menahan OTW. Biar kalau ditahan, yang bersangkutan di bawah pengawasan kami'.

Kemudian dijawab oleh Bimanesh, 'Baik, mungkin setelah shalat Jumat'.

Kemudian penyidik KPK mengatakan, 'Izin Dok, kami ucapkan terima kasih atas seluruh bantuan dokter dan jajaran. Saat analisa evaluasi tadi malam, saya sudah sampaikan pada pimpinan bahwa a-z yang terjadi di RS Medika Permata Hijau. Mereka sangat apresiasi terhadap rekan-rekan di Permata Hijau, terutama dokter. Terima kasih'.

Baca juga : Dokter Bimanesh: Kalau Kaca Mobil Pecah, Seharusnya Kepala Novanto Juga Pecah

Dalam persidangan, Fredrich menyatakan tidak mengetahui perihal screenshot pembicaraan antara Bimanesh dan penyidik KPK yang ditunjukkan kepada majelis hakim.

"Saya enggak tahu dengan screenshot itu. Kalau memang ada komitmen dengan KPK, kenapa dalam hal ini terdakwa (Bimanesh) jadi terdakwa Pak, jadi pesakitan seperti saya? Seharusnya jadi pahlawan dong Pak," kata Fredrich.

Dalam kasus ini, Bimanesh bersama Fredrich didakwa telah merekayasa agar Novanto dirawat di rumah sakit Medika.

Hal itu diduga dalam rangka menghindari pemeriksaan KPK.

Saat itu, Novanto merupakan tersangka dalam kasus korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP). 

Sebelumnya, pengacara Bimanesh, Wirawan Adnan menuturkan, dalam kasus ini kliennya merasa dijebak oleh Fredrich.

Baca juga : Pengacara: Dokter Bimanesh Merasa Dijebak Fredrich Yunadi

Adnan menilai kliennya tidak dapat dikatakan secara bersama-sama Fredrich menghalangi penyidikan yang dilakukan KPK terhadap Novanto. Sebab, salah satu unsur perbuatan itu adalah adanya kesengajaan.

"Karena unsur sengaja itu berarti dia harus tahu rencana Fredrich apa, rencana kaitan dengan Setya Novanto apa. Tapi ini kan dia tidak tahu. Justru diungkapkan bahwa ada skenario," kata Adnan.

Kompas TV Sebelumnya, Dokter Hafil Budianto Abdulgani  sudah pernah bersaksi  untuk terdakwa? Dokter Bimanesh Sutarjo.

Dalam kasus ini, Fredrich didakwa bersama dokter dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo telah merekayasa agar Novanto dirawat di rumah sakit Medika. 
Hal itu diduga dalam rangka menghindari pemeriksaan KPK. 
Saat itu, Novanto merupakan tersangka dalam kasus korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Yusril: Penambahan Kementerian Prabowo Bukan Bagi-bagi Kekuasaan, Tak Perlu Disebut Pemborosan

Nasional
BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

BPK di Pusara Sejumlah Kasus Korupsi...

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Diisi Orang Politik

Nasional
Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Pilkada 2024, Belum Ada Calon Perseorangan Serahkan KTP Dukungan ke KPU

Nasional
Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Ada Jalur Independen, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Gubernur Nonpartai?

Nasional
PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

PPP: RUU Kementerian Negara Masuk Prolegnas, tetapi Belum Ada Rencana Pembahasan

Nasional
Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Latihan Gabungan, Kapal Perang TNI AL Tenggelamkan Sasaran dengan Rudal Khusus hingga Torpedo

Nasional
Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com