Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adisoemarmo, Perintis Sekolah Telegrafis yang Gugur Menembus Blokade Belanda

Kompas.com - 09/04/2018, 14:53 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di dunia dirgantara, Adisoemarmo lebih dikenal sebagai nama bandar udara di Solo, Jawa Tengah. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Adisoemarmo merupakan sosok penting figur penting dalam sejarah Angkatan Udara yang hari ini memperingati HUT ke-72.

Bahkan, Kapten Udara Anumerta Adisoemarmo Wiryokusumo merupakan salah satu sosok terbaik dalam sejarah Angkatan Udara Republik Indonesia.

Adisoemarmo dilahirkan di Blora pada 31 Oktober 1921. Dia mengawali masa sekolahnya dari Europeesche Lagere School (ELS), yakni sekolah dasar pada era kolonial Hindia Belanda. Sekolah ini merupakan sekolah untuk keturunan peranakan Eropa, keturunan Timur dan bumiputra.

Lalu ia menempuh pendidikan menengahnya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Semarang, Jawa Tengah dan melanjutkan sekolahnya di MHS, Yogyakarta.

Sekolah telegrafis

Dalam buku Peristiwa Heroik 29 Juli 1947, dijelaskan bahwa kiprah Adisoemarmo dalam kegiatan milter berawal ketika dirinya masuk dalam korps penerbang sukarela, bernama Vrijwillig Vliegers Corps (VVC) di Yogyakarta. Di sana, ia ikut dalam rangka kegiatan milisi menghadapi Perang Dunia II.

Pada masa ketika Jepang berhasil mengusir Belanda, Adisoemarmo bermukim di Australia dan bekerja sebagai anggota flight radio operator dari Netherlands East Indies Air Force.

Namun, karena nasionalisme yang tinggi, ia kembali pulang ke Indonesia, setelah negeri ini menggapai kemerdekaannya.

(Baca juga: Marsekal Muda Agustinus Adisutjipto, Penerbang Langka Pemrakarsa Sekolah Penerbangan)

Adisoemarmo memutuskan untuk bergabung dengan badan perjuangan yang ada saat itu. Ia masuk di dalam Angkatan Udara RI dengan pangkat opsir muda udara 1.

Pada masa tugasnya di AU, ia diinstruksikan pimpinan AU Tentara Rakyat Indonesia, Komodor Udara S Suryadarma, untuk membentuk sekolah radio telegrafis udara setelah Pangkalan Udara Bugis diserahkan dari Panglima Divisi VII kepada TRI AU.

Sekolah telegrafisnya dibuka pada awal tahun 1946. Peningkatan sekolah ini diikuti penyusunan dan penyempurnaan lawatan perhubungan AU RI.

Di sisi lain, ia juga merealisasikan terbentuknya sekolah radio telegrafis di Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta. Upaya ini mendapat dukungan dari Inspektorat Genie Angkatan Darat dan mantan siswa Sekolah Radio Telegrafis Udara Malang.

Sekolah itu dibuka pada 3 Maret 1947. Namun, sekitar empat bulan lebih beroperasi, sekolah ini ditutup pada 21 Juli 1947 akibat meletusnya Perang Kemerdekaan I.

(Baca juga: Angkatan Udara Republik Indonesia, 72 Tahun Silam Hingga Kini...)

 

Kualifikasi langka

Adisoemarmo merupakan anggota AU yang memiliki kualifikasi flight radio operator yang dianggap langka pada waktu itu.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara Tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com