Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keponakan Setya Novanto Akui Bertemu Aziz Syamsuddin dengan Andi Narogong

Kompas.com - 14/03/2018, 12:03 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur PT Murakabi Sejahtera Irvanto Hendra Pambudi dihadirkan untuk kedua kalinya dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (14/3/2018). Irvan bersaksi untuk terdakwa Setya Novanto.

Dalam persidangan, Irvan yang merupakan keponakan Setya Novanto itu dikonfirmasi jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seputar pemberian uang untuk sejumlah anggota DPR RI. Salah satunya, jaksa menanyakan terkait anggota DPR dari Fraksi Golkar, Aziz Syamsuddin.

"Apa pernah mengantar bungkusan kepada Aziz Syamsuddin?" Kata jaksa Abdul Basir.

(Baca juga: Keponakan Novanto Ganti Kode Warna Amplop untuk Senayan dengan Merek Miras)

Irvanto mengakui bahwa ia kenal dengan Aziz. Ia sering bertemu dengan Aziz di dalam acara-acara Partai Golkar.

Namun, Irvan membantah pernah memberikan bungkusan kepada Aziz.

"Saya enggak pernah secara pribadi mengantar," kata Irvan.

Namun, Andi mengakui pernah suatu kali bertemu dengan Aziz Syamsuddin. Saat itu, ia bersama-sama dengan pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong.

Kemudian, saat itu dia juga bersama dua saudara kandung Andi, Vidi Gunawan dan Dedi Prijono. Meski demikian, Irvan tidak ingat waktu pertemuan itu.

(Baca juga: Kenakan Rompi Oranye, Keponakan Setya Novanto Ditahan KPK)

Andi Narogong adalah salah satu terdakwa dalam kasus korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP). Andi didakwa mengatur proses lelang dan pengadaan dalam proyek e-KTP.

Andi juga didakwa bersama-sama Setya Novanto memberikan suap kepada sejumlah anggota DPR RI. Perbuatan Andi dan pihak-pihak lainnya dinilai menyebabkan kerugian negara Rp 2,3 triliun.

Kompas TV Irvanto adalah keponakan Novanto yang juga menjadi tersangka kasus KTP elektronik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com