Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Pastikan "Sikat" Anggota Saracen yang Masih Eksis Hingga Bersih

Kompas.com - 05/03/2018, 17:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol Fadil Imran mengatakan, eks anggota Saracen juga masih eksis menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian di dunia maya. Kelompok ini terungkap pada 2017.

Setelah beberapa pengurusnya ditangkap, ternyata konten tersebut masih marak di media sosial. Hal tersebut yang melatarbelakangi Polri membentuk satuan tugas nusantara.

Salah satu capaian satgas tersebut adalah pengungkapan jaringan Muslim Cyber Army. Fadil memastikan satgas tersebut akan membasmi ujaran kebencian dan hoaks di media sosial.

"Satgas membentuk timsus untuk mengungkap pihak yang terlibat. Termasuk membersihkan eks Saracen yang masih eksis," ujar Fadil dalam konferensi pers di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/3/2018).

(Baca juga: Polri: Ada Kaitan Muslim Cyber Army dengan Kelompok Saracen)

Fadil mengatakan, di dunia maya, jaringan MCA dan eks Saracen saling terhubung. Keduanya berkontribusi dalam penyebaran hoaks dan ujaran kebencian belakangan ini. Termasuk menyiarkan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Saya tidak mau sampaikan terbuka targetnya. Kami akan berupaya maksimal mengungkap yang di dalam dan luar negeri," kata Fadil.

Fadil melihat, modus Saracen maupun MCA terorganisir. Di samping pelaku yang sudah tertangkap, diduga ada aktor-aktor lain yang lebih besar di baliknya.

Ia mengatakan, isu penganiayaan ulama mulai digulirkan dan grafiknya meningkat hinga akhir Februari 2018. Hal tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa pembentukan opini isu penganiayaan ulama dilakukan kelompok tertentu di dunia maya.

"Mengungkap kejahatan terorganisir butuh waktu. Kami akan terus bekerja agar hoaks, berita bohong dan fitnah yang mengganggu kondusifitas keamananan bisa kami hilangkan," kata Fadil.

Kompas TV Pengungkapan kelompok penyebar ujaran kebencian seperti saracen dan MCA, dapat dijadikan peringatan bagi kita untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com