JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy atau Romy disebut sebagai salah satu calon wakil presiden, pendamping Presiden RI Joko Widodo pada Pilpres 2019. Baliho Romy pun tampak tersebar di sejumlah wilayah, termasuk di Ibu Kota.
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengakui baliho tersebut untuk mengenalkan Romy sebagai pucuk pimpinan partai dan bukan sebagai cawapres Jokowi. Buktinya, kata Arsul, pada baliho Romy tak ada embel-embel kata "Cawapres" seperti halnya baliho milik Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
"Memperkenalkan pak Romy sebagai Ketua Umum PPP iya. Bukan sebagai cawapres," kata Arsul kepada Kompas.com, Senin (26/2/2018).
Karenanya, ia menegaskan baliho tersebut bukanlah media sebagai promosi Romy kepada masyarakat untuk menjadi cawapres Jokowi.
"Baliho Pak Romy ada tetapi enggak ada tulisan cawapres. Itu tandanya enggak ngotot. Kalau yang ada tulisannya barangkali yang ingin beneran," kata Arsul.
(Baca juga: Kriteria Cawapres Jokowi dari PPP, Muda dan Santri)
Arsul pun lantas menyindir baliho pimpinan partai dengan embel-embel kata "cawapres". Padahal belum jelas, siapa calon presiden yang akan menggandengnya.
"(Romy) beda dengan sama sebelah. Kalau sebelah Capresnya enggak jelas. Itu dia pakai ilmu teh botol," ucap Arsul.
Meski demikian, Arsul menghormati setiap orang untuk menggunakan hak politiknya mengajukan diri sebagai Cawapres.
"Kalau Pak Jokowi yang memilih ya kita serahkan ke Pak Jokowi. Pokoknya kita enggak "ke-geer-an" jadi Cawapres, lain dengan yang sebelah," kata dia.